
Bangkrut & Tamat, Ini Kisah Natal Terakhir Forever 21
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
12 December 2019 14:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Gerai Forever 21 merupakan gerai utama di sebagian besar mal-mal di Amerika Serikat. Namun di liburan akhir tahun ini, sebagian besar gerai tersebut tutup dan gelap gulita.
Salah satu pemicu tamatnya bisnis Forever 21 justru karena ekspansi gila-gilannya ke seluruh dunia. Hingga pada September lalu, perusahaan yang memiliki 800 gerai tersebar di seluruh dunia ini mengajukan pailit.
Fokusnya pada ekspansi membuat investasi untuk menghadirkan gaya fashion terbaru melemah. Sementara pesaingnya yang merupakan gerai busana daring, lebih bisa cepat memenuhi perkembangan mode yang terus memikat konsumen.
Penjualannya makin anjlok karena Forever 21 juga mesti melawan persaingan ketat dari pesaing seperti H&M dan Zara.
Mengutip CNBC Internasional, analis juga mengatakan Forever 21 gagal memahami pasar di luar Amerika karena membuka lebih banyak toko di tempat-tempat seperti Cina dan London.
Selama proses kebangkrutannya, Forever 21 mengatakan akan berencana menutup sebagian besar bisnisnya di luar negeri, khususnya Asia dan Eropa. Mereka berencana untuk terus beroperasi di wilayah yang lebih kuat seperti Meksiko dan Amerika Latin.
Forever 21 belum berencana menghentikan bisnis di Amerika, meskipun telah menutup puluhan gerai mereka.
Jumlah total toko yang akan ditutup, bagaimanapun, tetap tidak diketahui, karena perusahaan terus bernegosiasi dengan pemilik tanah. Pada puncaknya, Forever 21 pernah menghasilkan lebih dari US$ 4 miliar dalam penjualan setiap tahunnya.
Melihat ke masa depan, Forever 21 mengatakan ingin fokus ke A.S. dan memastikan kualitas pakaiannya sesuai dengan standar yang dapat kembali memenangkan hati pembeli.
(gus/gus) Next Article Bangkrut, Forever 21 Tutup Ratusan Gerai di Asia & Eropa
Salah satu pemicu tamatnya bisnis Forever 21 justru karena ekspansi gila-gilannya ke seluruh dunia. Hingga pada September lalu, perusahaan yang memiliki 800 gerai tersebar di seluruh dunia ini mengajukan pailit.
Fokusnya pada ekspansi membuat investasi untuk menghadirkan gaya fashion terbaru melemah. Sementara pesaingnya yang merupakan gerai busana daring, lebih bisa cepat memenuhi perkembangan mode yang terus memikat konsumen.
Mengutip CNBC Internasional, analis juga mengatakan Forever 21 gagal memahami pasar di luar Amerika karena membuka lebih banyak toko di tempat-tempat seperti Cina dan London.
Selama proses kebangkrutannya, Forever 21 mengatakan akan berencana menutup sebagian besar bisnisnya di luar negeri, khususnya Asia dan Eropa. Mereka berencana untuk terus beroperasi di wilayah yang lebih kuat seperti Meksiko dan Amerika Latin.
Forever 21 belum berencana menghentikan bisnis di Amerika, meskipun telah menutup puluhan gerai mereka.
Jumlah total toko yang akan ditutup, bagaimanapun, tetap tidak diketahui, karena perusahaan terus bernegosiasi dengan pemilik tanah. Pada puncaknya, Forever 21 pernah menghasilkan lebih dari US$ 4 miliar dalam penjualan setiap tahunnya.
Melihat ke masa depan, Forever 21 mengatakan ingin fokus ke A.S. dan memastikan kualitas pakaiannya sesuai dengan standar yang dapat kembali memenangkan hati pembeli.
(gus/gus) Next Article Bangkrut, Forever 21 Tutup Ratusan Gerai di Asia & Eropa
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular