Raup Triliunan Rupiah, Industri Kecantikan Sasar Kaum Pria

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
20 May 2019 12:03
Raup Triliunan Rupiah, Industri Kecantikan Sasar Kaum Pria
Foto: Ilustrasi perawatan pria (Designed by prostooleh / Freepik)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ada sesuatu yang baru muncul dalam industri kecantikan di saat berbagai perusahaan menargetkan jenis konsumen yang berbeda demi mendorong pertumbuhan pasar senilai setengah triliun dolar. Target baru tersebut adalah kaum pria.

Di seluruh dunia, adopsi penggunaan berbagai produk kecantikan oleh pria sudah mulai berjalan. Tetapi tren tersebut muncul dalam berbagai bentuk.

Raup Triliunan Rupiah, Industri Kecantikan Sasar Kaum PriaFoto: Ilustrasi perawatan pria (Designed by Prostooleh / Freepik)

Bagi perusahaan kecantikan yang tengah berupaya untuk menemukan sumber pertumbuhan baru, hal ini merupakan peluang besar. Peluang itu muncul dalam berbagai bentuk: kaum pria yang mencari produk perawatan tradisional, sekadar pelembab kulit atau bahkan beberapa produk yang menembus batas norma gender.

Industri perawatan pribadi pria diprediksi mencapai nilai US$166 miliar (Rp 2.403 triliun) pada 2022, menurut Allied Market Research, dikutip dari CNBC International, Senin (20/5/2019). Tahun lalu saja, produk perawatan kulit pria mengalami peningkatan penjualan lebih dari 7% dan dengan kategori saat ini bernilai US$122 juta, menurut peneliti pasar NPD Group.


"Dalam beberapa tahun terakhir, gagasan bahwa pria tidak bisa atau tidak boleh menggunakan produk perawatan kulit atau lebih peduli secara umum tentang semua aspek penampilan mereka telah mulai surut," kata Andrew Stablein, analis riset di Euromonitor International dalam sebuah catatan penelitian.

Keberhasilan merek-merek yang dijual secara digital langsung kepada para pria di AS, seperti Harry's dan layanan berlangganan populer Dollar Shave Club, mengungkapkan "rata-rata rutinitas perawatan pria bukan hanya sekadar bercukur, tetapi dapat dibantu dengan menggunakan produk perawatan kulit," kata Stablein.

BERLANJUT KE HALAMAN 2

Pekan lalu, Edgewell, pemilik merek pisau cukur Schick dan Wilkinson, mengakuisisi Harry's senilai US$1,37 miliar demi mendukung rencana perusahaan mengembangkan bisnisnya melampaui pisau cukur ke produk-produk baru seperti sabun dan deodoran. Dollar Shave Club diakuisisi oleh raksasa produk konsumen Unilever pada 2016.

Bahkan desainer kelas atas seperti Chanel telah mengikuti tren ini dengan meluncurkan lini perawatan kulit dan kosmetik pertama yang dibuat untuk pria yang dikenal sebagai "Boy De Chanel" September lalu.

"Tampaknya para pemain mencoba memperluas pasar mereka dan mendapatkan pangsa pasar yang melambat dengan menumbuhkan basis pengguna mereka," kata Alison Gaither, analis kecantikan dan perawatan pribadi di Mintel.

Pasar ini termasuk tutorial dari make-up artist Charlotte Tilbury dan Fenty, merek milik Rihanna, yang keduanya mengeluarkan tutorial bagi pria yang ingin menggunakan make-up tipis demi mendapat penampilan yang lebih terawat.


Menurut Coresight Research, pasar Asia Pasifik sekarang adalah salah satu daerah dengan pertumbuhan tercepat untuk perawatan pria dan penggunaan produk kosmetik. Jason Chen, manajer untuk situs ritel online China milik Alibaba, Tmall, mengatakan kepada Coresight bahwa di seluruh China pasokan tidak dapat memenuhi permintaan produk make-up pria yang melonjak.

Namun, data terbaru menunjukkan bahwa generasi baru konsumen kecantikan lebih memilih pendekatan non-biner atau tanpa pembedaan laki-laki dan perempuan sama sekali. Menurut laporan NPG's iGen Beauty Consumer, hampir 40% orang dewasa berusia 18-22 tahun telah menunjukkan minat pada produk kecantikan yang netral secara gender.

Bahkan, dalam survei yang dilakukan oleh Euromonitor, lebih dari 56% responden pria AS mengaku menggunakan beberapa jenis kosmetik wajah seperti foundation, concealer, atau krim BB setidaknya sekali pada 2018.

"Ada begitu banyak orang tumbuh dengan gagasan, bahwa Anda tidak terikat dengan jenis kelamin Anda sejak lahir," kata Larissa Jensen, analis industri kecantikan di NPD. "Kecantikan tidak lagi seperti apa yang Anda anggap sebagai 'kecantikan ideal.' Kecantikan bisa apa saja, siapa saja, dan jenis kelamin apapun."

Raup Triliunan Rupiah, Industri Kecantikan Sasar Kaum PriaFoto: Ilustrasi perawatan pria (Designed by rawpixel.com / Freepik)

Pada 2016, tak lama setelah Coty mengakuisisi CoverGirl, merek ini membuat sejarah dengan meluncurkan "CoverBoy" pertama yang menampilkan makeup artist YouTube, James Charles yang saat itu berusia 17 tahun.

Hal itu memicu kolaborasi serupa oleh merek-merek besar termasuk L'Oreal, yang menampilkan blogger kecantikan Manny Gutierrez, yang dikenal dengan nama Manny MUA, sebagai ambassador maskara Maybelline Colossal pada 2017.

"Saya pikir banyak orang yang salah mengartikan bahwa pria yang mengenakan makeup sebagai seseorang yang transgender atau seseorang yang ingin menjadi waria, tetapi bukan itu yang terjadi," kata Guitterez, pendiri dan CEO Lunar beauty kepada CNBC internasional. "Saya pikir saat ini orang masih terintimidasi oleh aspek itu."

Tutorial makeup dan ulasan produk dari Gutierrez telah menarik hampir 5 juta subscribers ke halaman YouTube-nya. Menurut catatan oleh NPD Group, satu produk bedak tabur mendapat lonjakan penjualan 40% setelah Guitterez mempromosikannya di kanal YouTube-nya.

"Ini semua tentang inklusivitas dan mendorong orang untuk menjadi sedikit lebih inklusif dengan pria dan wanita," kata Gutierrez. "Saya pikir seiring berjalannya waktu dan Anda melihat lebih banyak pria cantik, itu akan menjadi sedikit lebih baik dan makin baik."


Saksikan video mengenai tarif make up artist yang fantastis berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular