
Ernest dan Panji Berbagi Tips Sukses Jadi Komedian
Arina Yulistara, CNBC Indonesia
14 November 2018 19:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Tak sedikit anak muda yang memiliki cita-cita menjadi comedian sukses seperti Raditya Dika, Ernest, atau Panji Pragiwaksono. Untuk bisa berkarier menjadi seorang comedian, Ernest dan Panji Pragiwaksono memiliki kiat-kitanya.
Di zaman yang serba teknologi, Ernest menyarankan untuk memanfaatkan internet buat belajar hal-hal mengenai komedi. Pria yang kini juga dikenal sebagai penulis sekaligus sutradara itu biasa belajar dari YouTube hingga film-film komedi.
"Aku bisa di posisi sekarang karena banyak belajar dari YouTube, bisa film dan komedi juga dari situ," ujar Ernest saat menjadi pembicara di acara InnoCreativation yang dihelat Detikcom, Surabaya, Rabu (14/11).
Setuju dengan pernyataan Ernest, Panji juga menganjurkan untuk banyak memanfaatkan teknologi terutama di dunia digital. Kini komedi tidak lagi harus selalu tampil di televisi tapi juga banyak bidang yang dapat dipilih.
Panji pun mengakui kalau ia bisa sesukses sekarang karena mempelajari komedi tak melulu mengenai standup comedy tapi juga film, buku, panggung, konten YouTube, hingga layanan streaming. Banyak pilihan sebenarnya di dunia komedi.
Selain dari internet, Panji menganjurkan untuk belajar lewat buku walaupun lebih banyak terjemahan bahasa Inggris. Ikut workshop juga menjadi salah satu pembelajaran.
Panji pun mengatakan kalau tantangan seorang seniman adalah 'malas' untuk terus belajar. Jika mereka mudah berpuas diri maka akan kalah saing dengan generasi sekarang yang kompetitif.
"Saat kami sudah merasa aman, hebat, jago, standup komedi ini pertama muncul si ini muncul, tak perlu belajar lagi, puas, kalah sama yang baru-baru," kata Panji.
Ernest menambahkan, beberapa anak muda juga 'takut' dengan netizen. Itu menjadi salah satu faktor terbesar yang membuat mereka sulit berkembang. Oleh karena itu, Ernest menekankan agar milenial yang ingin menjadi comedian harus berani dan percaya diri menggunakan media sosial mereka.
"Yang nggak berkembang itu biasanya karena takut dikomen jelek sama netizen. Cara ngatasinnya, kita nih pelaku kreatif dan ketika pengen berkarya memosting sesuatu nggak berani takut komentar pedas. Kalau menurut saya ini kritik dan kritik itu seperti jamu, dia pahit tapi berkhasiat. Jangan hindari jamunya tapi biasain pahitnya,' saran Ernest lagi.
(gus) Next Article PR Industri Film: Investor Berebut tapi Orangnya Itu-itu Saja
Di zaman yang serba teknologi, Ernest menyarankan untuk memanfaatkan internet buat belajar hal-hal mengenai komedi. Pria yang kini juga dikenal sebagai penulis sekaligus sutradara itu biasa belajar dari YouTube hingga film-film komedi.
Setuju dengan pernyataan Ernest, Panji juga menganjurkan untuk banyak memanfaatkan teknologi terutama di dunia digital. Kini komedi tidak lagi harus selalu tampil di televisi tapi juga banyak bidang yang dapat dipilih.
Panji pun mengakui kalau ia bisa sesukses sekarang karena mempelajari komedi tak melulu mengenai standup comedy tapi juga film, buku, panggung, konten YouTube, hingga layanan streaming. Banyak pilihan sebenarnya di dunia komedi.
Selain dari internet, Panji menganjurkan untuk belajar lewat buku walaupun lebih banyak terjemahan bahasa Inggris. Ikut workshop juga menjadi salah satu pembelajaran.
Panji pun mengatakan kalau tantangan seorang seniman adalah 'malas' untuk terus belajar. Jika mereka mudah berpuas diri maka akan kalah saing dengan generasi sekarang yang kompetitif.
"Saat kami sudah merasa aman, hebat, jago, standup komedi ini pertama muncul si ini muncul, tak perlu belajar lagi, puas, kalah sama yang baru-baru," kata Panji.
Ernest menambahkan, beberapa anak muda juga 'takut' dengan netizen. Itu menjadi salah satu faktor terbesar yang membuat mereka sulit berkembang. Oleh karena itu, Ernest menekankan agar milenial yang ingin menjadi comedian harus berani dan percaya diri menggunakan media sosial mereka.
"Yang nggak berkembang itu biasanya karena takut dikomen jelek sama netizen. Cara ngatasinnya, kita nih pelaku kreatif dan ketika pengen berkarya memosting sesuatu nggak berani takut komentar pedas. Kalau menurut saya ini kritik dan kritik itu seperti jamu, dia pahit tapi berkhasiat. Jangan hindari jamunya tapi biasain pahitnya,' saran Ernest lagi.
(gus) Next Article PR Industri Film: Investor Berebut tapi Orangnya Itu-itu Saja
Most Popular