
Designer Ini Gandeng Kaum Difabel untuk Hasilkan Karyanya
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
22 October 2018 12:21

Jakarta, CNBC Indonesia- Perancang muda Sheila Agatha tergugah hatinya untuk membantu kehidupan para kaum disabilitas. Pada tahun 2014, Sheila memutuskan membuat baju siap pakai dengan memperkerjakan mereka.
Kepada CNBC Indonesia, Sheila mengungkapkan bahwa awalnya tidak ada niat untuk memperkerjakan mereka. Namun karena salah satu pekerja ayahnya memiliki saudara yang merupakan guru sekolah luar biasa (SLB) maka dia pun disarankan untuk memperkejakan kaum disabilitas.
[Gambas:Video CNBC]
Keraguan pun sempat menghampirinya namun ternyata kaum disabilitas layak untuk bekerja dan berprestasi. Bahkan mereka jauh lebih berbakat ketimbang orang normal umumnya.
"Pertama bukan mau memperkerjakan kaum disabilitas tapi karena kampung saya (Purbalingga) adalah produsen terbesar untuk bulu mata palsu, dan rambut palsu, jadi semua penjahit tersedot dengan mereka dengan pabrik yang besar. Dan kebetulan karyawan Papa saya saudaranya ada yang kerja di guru Sekolah Luar Biasa, mereka merekomendasikan kenapa gak coba, akhirnya kita wawancara dan mereka datang, terus cocok hingga sekarang mereka mau kerja, bahkan lebih talented," kata Sheila kepada CNBC Indonesia di acara Jakarta Fashion Week (JFW 2019), Minggu (21/10/2018).
Pemilik brand Shein Sheila ini menuturkan bahwa telah mempekerjakan kaum disabilitas mulai dari 2 orang. Meski begitu terhitung hingga tahun ini sudah ada 7 orang kaum disabilitas mulai dari tuna rungu dan tuna wicara yang menjadi karyawannya.
Menurut Sheila kinerja mereka pun tidak main-main dan hampir sempurna. Sebab seluruh karyawannya adalah lulusan SLB yang mendapat pendidikan ketrampilan menjahit yang cukup mumpuni.
"Semua kita yang ngerancang dan mereka eksekusi. Karena mereka lulusan SLB menjahit dan ini pekerjaanya didominasi laki laki, lebih dari setengah laki laki dengan predikat baru lulus sekolah," kata dia.
Tidak dipungkiri, memperkerjakan orang dengan keterbatasan fisik tidaklah mudah. Sheila pun juga turut mempelajari bahasa isyarat agar komunikasi dengan mereka tetap efektif.
Berbicara hasil kerja, mereka kaum disabilitas bisa lebih tepat waktu dalam menyelesaikannya dan sangat rapi. Ini juga yang menjadi alasan Sheila dalam berdayakan mereka.
"Kalau mereka bekerja lumayan cepat yaitu sekitar satu looks itu dua hari. Lama itu karena baju banyak detail tapi kalau baju kemeja biasa sehari selesai," ucap Sheila.
Sheila pun membocorkan bahwa harga koleksinya sangat terjangkau yakni mulai dari Rp 800 ribu sampai Rp 6 juta. Menariknya, hasil karya mereka pun telah menyasar ke beberapa negara seperti Jepang, London, Mesir dan Kuwait.

(gus) Next Article Sederet Kesalahan Kelola Keuangan di Usia 20-an
Kepada CNBC Indonesia, Sheila mengungkapkan bahwa awalnya tidak ada niat untuk memperkerjakan mereka. Namun karena salah satu pekerja ayahnya memiliki saudara yang merupakan guru sekolah luar biasa (SLB) maka dia pun disarankan untuk memperkejakan kaum disabilitas.
[Gambas:Video CNBC]
"Pertama bukan mau memperkerjakan kaum disabilitas tapi karena kampung saya (Purbalingga) adalah produsen terbesar untuk bulu mata palsu, dan rambut palsu, jadi semua penjahit tersedot dengan mereka dengan pabrik yang besar. Dan kebetulan karyawan Papa saya saudaranya ada yang kerja di guru Sekolah Luar Biasa, mereka merekomendasikan kenapa gak coba, akhirnya kita wawancara dan mereka datang, terus cocok hingga sekarang mereka mau kerja, bahkan lebih talented," kata Sheila kepada CNBC Indonesia di acara Jakarta Fashion Week (JFW 2019), Minggu (21/10/2018).
Pemilik brand Shein Sheila ini menuturkan bahwa telah mempekerjakan kaum disabilitas mulai dari 2 orang. Meski begitu terhitung hingga tahun ini sudah ada 7 orang kaum disabilitas mulai dari tuna rungu dan tuna wicara yang menjadi karyawannya.
Menurut Sheila kinerja mereka pun tidak main-main dan hampir sempurna. Sebab seluruh karyawannya adalah lulusan SLB yang mendapat pendidikan ketrampilan menjahit yang cukup mumpuni.
"Semua kita yang ngerancang dan mereka eksekusi. Karena mereka lulusan SLB menjahit dan ini pekerjaanya didominasi laki laki, lebih dari setengah laki laki dengan predikat baru lulus sekolah," kata dia.
Tidak dipungkiri, memperkerjakan orang dengan keterbatasan fisik tidaklah mudah. Sheila pun juga turut mempelajari bahasa isyarat agar komunikasi dengan mereka tetap efektif.
Berbicara hasil kerja, mereka kaum disabilitas bisa lebih tepat waktu dalam menyelesaikannya dan sangat rapi. Ini juga yang menjadi alasan Sheila dalam berdayakan mereka.
"Kalau mereka bekerja lumayan cepat yaitu sekitar satu looks itu dua hari. Lama itu karena baju banyak detail tapi kalau baju kemeja biasa sehari selesai," ucap Sheila.
Sheila pun membocorkan bahwa harga koleksinya sangat terjangkau yakni mulai dari Rp 800 ribu sampai Rp 6 juta. Menariknya, hasil karya mereka pun telah menyasar ke beberapa negara seperti Jepang, London, Mesir dan Kuwait.

(gus) Next Article Sederet Kesalahan Kelola Keuangan di Usia 20-an
Most Popular