
6 Desainer Wakili RI di Pameran Modest Fesyen Terbesar Dunia
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
17 September 2018 18:47

Jakarta, CNBC Indonesia- Besarnya potensi bisnis busana Muslim mendorong Indonesia masuk dalam 5 besar eskportir fesyen yang tergabung dalam OKI (Organisasi Kerja Sama Islam)
Eksistensi busana muslim Indonesia kini sudah mulai dilirik dunia. Hal ini dibuktikan dengan beberapa desainer modest wear Indonesia yang diundang untuk berpartisipasi dalam acara Contemporary Muslim Fashion Exhibition di De Young Museum, Fine Arts Museum of San Francisco pada 22 September 2018 hingga Januari 2019.
Para desainer terpilih itu adalah Dian Pelangi, Khanaan, Itang Yunasz, Rani Hatta, Nur Zahra dan IKYK. Para desainer yang terpilih menunjukkan 3 koleksi dengan keragaman dan ciri khas masing-masing desainer.
Dian Pelangi mengatakan bahwa proses terpilihnya dia untuk mengikuti pameran bergengsi itu sangatlah panjang. Sekitar 2 tahun, Dian sudah dihubungi pihak Contemporary Muslim Fashions.
"Kurasi ini sudah berlangsung cukup panjang sekitar 2 tahun dan aku diminta bersiap-siap oleh panitia untuk ikut serta di pameran modest fesyen terbesar di dunia. Ada 6 desainer yang turut serta termasuk saya lalu Khanaan, Itang Yunasz, Rani Hatta, Nur Zahra dan IKYK," kata Dian saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Senin (17/9/2018).
Dia menuturkan bahwa pameran ini dikurasi oleh Jill D'Alessandro dan Laura L Camerlengo dan Reina Lewis, Profesor studi budaya di London College of fashion sebagai kurator. Tak hanya Indonesia, pameran ini nuga juga mengangkat desainer modest wear dari berbagai dunia.
Pameran ini juga menampilkan footage video dari sosial media. Dimana video itu menggambarkan bahwa modest fashion menjadi topik pembicaraan yang viral.
Sementara, Laura L Camerlengo selaku Kurator Asosiasi Seni kostum dan tekstil fine arts Museum of San Francisco mengatakan bahwa wanita muslim telah menjadi pengadopsi awal dari setiap aplikasi media sosial sejak kemunculannya bagi banyak modest wear. Gaya mereka menjadi alat perubahan sosial yang positif.
"Wanita muslim telah menjadi pengadopsi awal dari setiap aplikasi media sosia sejak kemunculannya bagi banyak pengguna modest wear, mode tidak hanya berfungsi sebagai media untuk berbagi gaya pribadi mereka tetapi juga untuk berdiskusi seputar keagamaan kontemporer dan ketidakadilan sosial dan sebagai perubahan sosial yang positif," kata dia.

(gus) Next Article Sederet Kesalahan Kelola Keuangan di Usia 20-an
Eksistensi busana muslim Indonesia kini sudah mulai dilirik dunia. Hal ini dibuktikan dengan beberapa desainer modest wear Indonesia yang diundang untuk berpartisipasi dalam acara Contemporary Muslim Fashion Exhibition di De Young Museum, Fine Arts Museum of San Francisco pada 22 September 2018 hingga Januari 2019.
Dian Pelangi mengatakan bahwa proses terpilihnya dia untuk mengikuti pameran bergengsi itu sangatlah panjang. Sekitar 2 tahun, Dian sudah dihubungi pihak Contemporary Muslim Fashions.
"Kurasi ini sudah berlangsung cukup panjang sekitar 2 tahun dan aku diminta bersiap-siap oleh panitia untuk ikut serta di pameran modest fesyen terbesar di dunia. Ada 6 desainer yang turut serta termasuk saya lalu Khanaan, Itang Yunasz, Rani Hatta, Nur Zahra dan IKYK," kata Dian saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Senin (17/9/2018).
Dia menuturkan bahwa pameran ini dikurasi oleh Jill D'Alessandro dan Laura L Camerlengo dan Reina Lewis, Profesor studi budaya di London College of fashion sebagai kurator. Tak hanya Indonesia, pameran ini nuga juga mengangkat desainer modest wear dari berbagai dunia.
Pameran ini juga menampilkan footage video dari sosial media. Dimana video itu menggambarkan bahwa modest fashion menjadi topik pembicaraan yang viral.
Sementara, Laura L Camerlengo selaku Kurator Asosiasi Seni kostum dan tekstil fine arts Museum of San Francisco mengatakan bahwa wanita muslim telah menjadi pengadopsi awal dari setiap aplikasi media sosial sejak kemunculannya bagi banyak modest wear. Gaya mereka menjadi alat perubahan sosial yang positif.
"Wanita muslim telah menjadi pengadopsi awal dari setiap aplikasi media sosia sejak kemunculannya bagi banyak pengguna modest wear, mode tidak hanya berfungsi sebagai media untuk berbagi gaya pribadi mereka tetapi juga untuk berdiskusi seputar keagamaan kontemporer dan ketidakadilan sosial dan sebagai perubahan sosial yang positif," kata dia.

(gus) Next Article Sederet Kesalahan Kelola Keuangan di Usia 20-an
Most Popular