Sederet Tantangan Berbisnis di Industri Fesyen

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
14 July 2018 10:43
Lama bergelut di jagad fesyen, desainer kenamaan Didiet Maulana ternyata memiliki banyak tantangan.
Foto: CNBC Indonesia/Lynda Hasibuan
Jakarta, CNBC Indonesia - Lama bergelut di jagad fesyen, desainer kenamaan Didiet Maulana ternyata memiliki banyak tantangan. Ya, setelah tujuh tahun membangun bisnis di dunia fesyen ada banyak pencapaian dan tantangan.

Pencetus brand IKAT ini mengaku menjadi entrepreuner dan desainer adalah 2 hal yang berbeda. Didiet pun harus membagi porsi agar kedua hal itu tetap berkesinambungan.

Baginya untuk menjadi pengusaha harus siap tahan banting yakni berani menghadapi tantangan demi tantangan. Serta tak lupa mendorong diri untuk gigih terhadap target yang dituju.

"Ya menjadi pengusaha banyak sekali challanges yang dihadapi dan memang tidak mudah. Dibutuhkan self driven yang tinggi dan harus menciptakan market untuk produk yang kita hasilkan," ujar Didiet kepada CNBC Indonesia.

Pria lulusan arsitek ini pun terus menjaga nama baik brand guna mendapatkan kepercayaan dari pelanggannya. Terbukti kini brand nya telah memiliki peminat dari berbagai kalangan bahkan sudah melebar terhadap korporasi.

Saat memutuskan membuat brand IKAT pada 2011, Didiet langsung memantapkan diri menjadi seorang entrepreuner. Mengusung konsep ready to wear terhadap bisnisnya, Didiet pun mulai merambah pada dunia ritel.

"Ya kami ingin menjangkau semua kalangan agar bisa mengenakan tenun ikat yang terjangkau. Untuk itu kami konsepmya ritel," kata dia.

Tidak tanggung-tanggung selain IKAT, Didiet mengeluarkan brand baru yakni Swarna untuk premium brand pada tahun 2012. Sementara di tahun berikutnya, Didiet mengembangkan brand uniform yakni Sarupa.

Memiliki 3 brand dengan konsep yang berbeda tentunya ada tantangan tersendiri. Didiet mengaku bahwa dia kesulitan untuk menyeleraskan antara supply dan demand.

"Dengan memiliki 3 brand ini menjadi optimisme sendiri bagi kita. Tapi di lain hal kita harus siap dengan tantangan yang tidak bisa di duga dan harus siap. Kadang kita punya demand yang tinggi tapi supply nya engga ada," kata dia
Sederet Tantangan Berbisnis di Industri FesyenFoto: Lynda



Baru-baru ini, Didiet mulai beralih pada penjualan online. Dan terbukti hal ini semakin meningkatkan bisnisnya bahkan diluar Jawa.

Kendati banyak permintaan, Didiet belum tertarik untuk melakukan ekspansi keluar negeri. Menurutnya hal tersebut belum bisa dia sanggupi lantaran ketersedian bahan baku produksi.

"Ada banyak permintaan tapi saya belum menyanggupi karena disini saja masih sulit untuk mencari bahan baku. Tapi someday aku harus siap bila produksi membaik," kata dia.
(dru) Next Article Didiet Maulana: Jadi Entrepreneur Fesyen Itu Harus Sadar Diri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular