
Dian Pelangi; Forbes, Perceraian, hingga Desainer Instan
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
15 April 2018 14:32

Jakarta, CNBC Indonesia- Lagi-lagi desainer muda Dian Pelangi kembali menorehkan prestasi yang membanggakan di kancah Internasional. Bila sebelumnya Dian berhasil masuk ke dalam daftar 500 pelaku mode paling berpengaruh di dunia versi majalah Business of Fashion (BoF) kini dia masuk dalam 30 under 30 Asia' untuk periode tahun 2018 versi Forbes.
Wanita berusia 27 tahun ini mengaku bahwa semua perjuangannya itu tidak di dapatkan secara mudah. Ada usaha keras dan masa kelam selama dia berkarya di satu dekade ini.
Kepada CNBC Indonesia, Dian buka-bukaan soal perjalanan hidup dan karirnya dalam beberapa tahun belakangan. Pernah diterjang badai dalam berumah tangga, kini seperti namanya, pelangi kembali hadir di hidup Dian. Berikut cuplikannya.
Bagaimana rasanya masuk dalam 30 under 30 Asia untuk periode tahun 2018?
Bersyukur pastinya karena dalam 10 tahun berkarya bisa sampai dititik ini. Tidak pernah nyangka tapi juga yakin kerja keras itu tidak akan mengkhianati hasil.
Saya merasa semua kerja keras dan pengorbanan dari kecil terbayarkan karena saya bukan desainer yang mendadak muncul tapi dari SD pun sudah dididik cukup keras sama orang tua untuk meneruskan semua ini. Jadi, jika ini hasilnya, orang pasti sudah bisa menilai bagaimana usaha saya.
Masih ingin mencapai sesuatu lagi ?
Alhamdulillah enggak muluk-muluk, kalau ada hal lain yg bisa dicapai ya tetap berusaha, tapi sekarang sudah sangat bersyukur bisa ada dititik ini. Sejauh ini mimpi dan goals sudah terlaksana, impian kedepan inginnya lebih banyak timbal balik dalam bentuk kegiatan sosial.
Dian Pelangi karyanya selalu bercorak dan warna warni. Dari mana inspirasinya?
Inspirasi pasti dari budaya Indonesia, rata-rata karya saya selalu mengandung unsur Indonesia. Kisah hidup pastinya penuh warna, terbukti dari naik turun perjuangan saya dalam berkarya.
Capaian di 30 under 30 ini bisa dibilang sebagai titik balik? Setelah apa yang terjadi di 2016 dan 2017 dengan pernikahan Anda?
Banyak orang mengira saya sangat ambisius dan selalu mementingkan karir, padahal mereka tidak tahu yang sebenarnya, apa yang terjadi dulu dengan pernikahan saya tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan saya.
Personal life is personal, business is business. Dalam karir, saya berharap orang menilai saya secara objektif tanpa melihat background personal saya. Jadi jika dibilang titik balik, Alhamdulillah selama berkarya saya tidak pernah merasa sangat terpuruk. Karier dan personal bagi saya 2 hal yang berbeda.
Bagaimana menghadapi ujian di 2016 dan 2017, hingga bisa terus melahirkan karya?
Dengan tidak mempedulikan apa kata orang dan tetap terus berkarya, percaya pada diri sendiri, jangan habiskan waktu untuk memikirkan pendapat orang lain, habiskan banyak waktu dengan keluarga atau sahabat terdekat yang menyayangi kita. Saya cukup banyak mendapatkan tudingan yang tidak benar, tetapi dibalik semua itu cinta dan support keluarga serta sahabat saya lebih besar dari semua itu. So, positive vibes only.
Apa arti merancang busana buat Anda, lahir di keluarga perancang dekat dengan fesyen sejak kecil bagaimana rasanya?
Rasanya saya jadi sangat dekat dengan keluarga, karena banyak hal dilakukan bersama ibu, ayah, kakak atau adik saya. Jadi lebih banyak quality time bersama keluarga.
Apa tidak pernah berpikir untuk mencoba karir lain?
Saya terlahir di tengah keluarga yang menekuni fesyen. Ini sudah mendarah daging, jadi memang "nowhere to go", mungkin usaha ini pun akan diteruskan hingga anak-cucu di keluarga saya nanti, seperti apa yang ayah ibu saya lakukan. Banyak perusahaan di luar negeri yang turun temurun dari generasi ke generasi, jadi kenapa tidak.
Pernah merasa jenuh dengan apa yang Anda lakukan?
Pastinya pernah, biasanya dialihkan dengan liburan bersama teman-teman atau mengunjungi destinasi baru. Biasanya pulang dari sana selalu dapat suntikan inspirasi baru, malah jadinya nggak sabar balik ke kantor untuk segera sketching.
Meski muda kamu tahu upaya mencapai puncak ini. Lalu bagaimana tanggapannya dengan hadirnya desainer instan?
Kehadirannya patut dirayakan karena membuat industri fesyen indonesia semakin ramai dan meriah. Tentunya ini baik bagi pertumbuhan ekonomi bangsa kita. Tetapi akan lebih baik jika desainer baru dibekali dengan pendidikan fashion sehingga lebih berkualitas dan sustain.
(gus/gus) Next Article Rupiah Lemah, Dian Pelangi Susah Ekspansi Usaha
Wanita berusia 27 tahun ini mengaku bahwa semua perjuangannya itu tidak di dapatkan secara mudah. Ada usaha keras dan masa kelam selama dia berkarya di satu dekade ini.
Bagaimana rasanya masuk dalam 30 under 30 Asia untuk periode tahun 2018?
Bersyukur pastinya karena dalam 10 tahun berkarya bisa sampai dititik ini. Tidak pernah nyangka tapi juga yakin kerja keras itu tidak akan mengkhianati hasil.
Saya merasa semua kerja keras dan pengorbanan dari kecil terbayarkan karena saya bukan desainer yang mendadak muncul tapi dari SD pun sudah dididik cukup keras sama orang tua untuk meneruskan semua ini. Jadi, jika ini hasilnya, orang pasti sudah bisa menilai bagaimana usaha saya.
Masih ingin mencapai sesuatu lagi ?
Alhamdulillah enggak muluk-muluk, kalau ada hal lain yg bisa dicapai ya tetap berusaha, tapi sekarang sudah sangat bersyukur bisa ada dititik ini. Sejauh ini mimpi dan goals sudah terlaksana, impian kedepan inginnya lebih banyak timbal balik dalam bentuk kegiatan sosial.
Dian Pelangi karyanya selalu bercorak dan warna warni. Dari mana inspirasinya?
Inspirasi pasti dari budaya Indonesia, rata-rata karya saya selalu mengandung unsur Indonesia. Kisah hidup pastinya penuh warna, terbukti dari naik turun perjuangan saya dalam berkarya.
Capaian di 30 under 30 ini bisa dibilang sebagai titik balik? Setelah apa yang terjadi di 2016 dan 2017 dengan pernikahan Anda?
Banyak orang mengira saya sangat ambisius dan selalu mementingkan karir, padahal mereka tidak tahu yang sebenarnya, apa yang terjadi dulu dengan pernikahan saya tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan saya.
Personal life is personal, business is business. Dalam karir, saya berharap orang menilai saya secara objektif tanpa melihat background personal saya. Jadi jika dibilang titik balik, Alhamdulillah selama berkarya saya tidak pernah merasa sangat terpuruk. Karier dan personal bagi saya 2 hal yang berbeda.
Bagaimana menghadapi ujian di 2016 dan 2017, hingga bisa terus melahirkan karya?
Dengan tidak mempedulikan apa kata orang dan tetap terus berkarya, percaya pada diri sendiri, jangan habiskan waktu untuk memikirkan pendapat orang lain, habiskan banyak waktu dengan keluarga atau sahabat terdekat yang menyayangi kita. Saya cukup banyak mendapatkan tudingan yang tidak benar, tetapi dibalik semua itu cinta dan support keluarga serta sahabat saya lebih besar dari semua itu. So, positive vibes only.
Apa arti merancang busana buat Anda, lahir di keluarga perancang dekat dengan fesyen sejak kecil bagaimana rasanya?
Rasanya saya jadi sangat dekat dengan keluarga, karena banyak hal dilakukan bersama ibu, ayah, kakak atau adik saya. Jadi lebih banyak quality time bersama keluarga.
Apa tidak pernah berpikir untuk mencoba karir lain?
Saya terlahir di tengah keluarga yang menekuni fesyen. Ini sudah mendarah daging, jadi memang "nowhere to go", mungkin usaha ini pun akan diteruskan hingga anak-cucu di keluarga saya nanti, seperti apa yang ayah ibu saya lakukan. Banyak perusahaan di luar negeri yang turun temurun dari generasi ke generasi, jadi kenapa tidak.
Pernah merasa jenuh dengan apa yang Anda lakukan?
Pastinya pernah, biasanya dialihkan dengan liburan bersama teman-teman atau mengunjungi destinasi baru. Biasanya pulang dari sana selalu dapat suntikan inspirasi baru, malah jadinya nggak sabar balik ke kantor untuk segera sketching.
Meski muda kamu tahu upaya mencapai puncak ini. Lalu bagaimana tanggapannya dengan hadirnya desainer instan?
Kehadirannya patut dirayakan karena membuat industri fesyen indonesia semakin ramai dan meriah. Tentunya ini baik bagi pertumbuhan ekonomi bangsa kita. Tetapi akan lebih baik jika desainer baru dibekali dengan pendidikan fashion sehingga lebih berkualitas dan sustain.
Industri ini bukan industri iseng, sekali terjun sebaiknya serius sehingga tidak kehilangan kepercayaan konsumen.
Tips supaya bisa menemukan passion dan apa yang ingin dikerjakan?
Passion sangat berkaitan dengan hal yang menjadi interest kita. Coba pikirkan apa hal yang menjadi interest kita, lalu pikirkan apa yang bisa dikerjakan dari situ. Mulai berkumpul dengan teman-teman atau komunitas yang memiliki passion yang sama sehingga tidak struggling sendiri.
Mungkinkah Indonesia bisa jadi pusat fesyen busana muslim tahun 2025?
Bisa, busana muslim kita tidak kalah saing dengan busana muslim di luar kok. Tinggal dikukuhkan dan dibantu oleh pemerintah insya Allah bisa terwujud.
Target bisnis bagaimana ke depannya?
Masih merasa cukup di titik ini, lebih ingin membenahi produksi internal dan fokus. Serta mengembangkan penjualan online.
Bagaimana melihat perkembangan mode busana muslim di Indonesia dan global?
Melihat banyak big brands yang menjamah pasar modest wear dan fashion week yang banyak menampilkan model berhijab, saya rasa saya boleh sedikit berbangga hati bahwa muslim market is the next emerging market and modest fashion is the next big thing.
Tips supaya bisa menemukan passion dan apa yang ingin dikerjakan?
Passion sangat berkaitan dengan hal yang menjadi interest kita. Coba pikirkan apa hal yang menjadi interest kita, lalu pikirkan apa yang bisa dikerjakan dari situ. Mulai berkumpul dengan teman-teman atau komunitas yang memiliki passion yang sama sehingga tidak struggling sendiri.
Mungkinkah Indonesia bisa jadi pusat fesyen busana muslim tahun 2025?
Bisa, busana muslim kita tidak kalah saing dengan busana muslim di luar kok. Tinggal dikukuhkan dan dibantu oleh pemerintah insya Allah bisa terwujud.
Target bisnis bagaimana ke depannya?
Masih merasa cukup di titik ini, lebih ingin membenahi produksi internal dan fokus. Serta mengembangkan penjualan online.
Bagaimana melihat perkembangan mode busana muslim di Indonesia dan global?
Melihat banyak big brands yang menjamah pasar modest wear dan fashion week yang banyak menampilkan model berhijab, saya rasa saya boleh sedikit berbangga hati bahwa muslim market is the next emerging market and modest fashion is the next big thing.
(gus/gus) Next Article Rupiah Lemah, Dian Pelangi Susah Ekspansi Usaha
Most Popular