
BI akan Pamer Rekam Jejak Ekonomi Era SBY-Jokowi di Museum
Arina Yulistara, CNBC Indonesia
26 April 2018 12:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Museum Bank Indonesia (BI) selalu melakukan berbagai pembaruan untuk menarik minat masyarakat datang ke museum. Salah satunya dengan menyiapkan ruang tata pamer baru tentang perekonomian Indonesia di masa kini.
Junanto Herdiawan selaku Group Head Departemen Komunikasi BI, mengatakan bahwa kini BI sedang mempersiapkan ruang tata pamer museum terbaru yang memperlihatkan rekam jejak perekonomian Indonesia dari 2012 saat masih era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga 2016 masa Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kita lagi bikin tata pamer museum baru yang sebentar lagi dibuka, memperlihatkan perekonomian Indonesia dari 2012 sampai 2016. Jadi uang yang baru ada semua di sini. Rencana Mei akan diresmikan, bagaimana perkembangan perekonomian, kebijakan, moneter, stabilitas keuangan, sampai peredaran uang dari 2012 sampai 2016," jelas pria dengan sapaan akrab Iwan itu kepada CNBC Indonesia di Museum BI, Kota, Jakarta Barat, Rabu (25/4/2018).
Tujuan pembuatan tata pamer baru di Museum BI dikatakan Iwan memang menjadi program pembaruan yang terus berlangsung. Ini dilakukan dengan harapan masyarakat Indonesia bisa selalu ingat akan sejarah yang terjadi setiap tahunnya.
Iwan pun mengatakan bahwa tak ada target khusus soal peningkatan pengunjung. Meski nantinya tak ada perubahan jumlah pengunjung namun BI akan terus melakukan pembaruan tata pamer museum secara bertahap demi mempertahankan sejarah roda ekonomi Indonesia.
"Dibikin selalu bertahap, kita mengumpulkan sejarah, cerita, bahan, nanti 2020 rencana kita bikin lagi. Jadi sejarah selalu bergulir dan bergerak dan kita terus update sejarah itu sehingga masyarakat tidak lupa dan anak muda belajar melawan lupa. Kita bisa tahu bahwa sejarah itu panjang," ujar Iwan lagi.
Lebih lanjut Iwan berharap kalau tata pamer museum yang baru bisa memperkaya informasi untuk wisawatan asing. Ia mengklaim kalau banyak turis asing datang ke Museum BI untuk belajar perkembangan finansial di Indonesia dan menikmati nuansa heritage-nya. Bahkan sejumlah turis asing khususnya dari Belanda datang untuk bernostalgia.
"Banyak turis asing terutama dari Belanda, Jerman, Jepang. Mereka banyak yang nostalgia, belajar sejarah ekonomi Indonesia, dari zaman Sriwijaya sampai sekarang bentuk uangnya ada dan di-update terus," tambahnya.
(roy/roy) Next Article Milenial Banyak Kunjungi Museum Demi Percantik Media Sosial
Junanto Herdiawan selaku Group Head Departemen Komunikasi BI, mengatakan bahwa kini BI sedang mempersiapkan ruang tata pamer museum terbaru yang memperlihatkan rekam jejak perekonomian Indonesia dari 2012 saat masih era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga 2016 masa Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Iwan pun mengatakan bahwa tak ada target khusus soal peningkatan pengunjung. Meski nantinya tak ada perubahan jumlah pengunjung namun BI akan terus melakukan pembaruan tata pamer museum secara bertahap demi mempertahankan sejarah roda ekonomi Indonesia.
"Dibikin selalu bertahap, kita mengumpulkan sejarah, cerita, bahan, nanti 2020 rencana kita bikin lagi. Jadi sejarah selalu bergulir dan bergerak dan kita terus update sejarah itu sehingga masyarakat tidak lupa dan anak muda belajar melawan lupa. Kita bisa tahu bahwa sejarah itu panjang," ujar Iwan lagi.
Lebih lanjut Iwan berharap kalau tata pamer museum yang baru bisa memperkaya informasi untuk wisawatan asing. Ia mengklaim kalau banyak turis asing datang ke Museum BI untuk belajar perkembangan finansial di Indonesia dan menikmati nuansa heritage-nya. Bahkan sejumlah turis asing khususnya dari Belanda datang untuk bernostalgia.
"Banyak turis asing terutama dari Belanda, Jerman, Jepang. Mereka banyak yang nostalgia, belajar sejarah ekonomi Indonesia, dari zaman Sriwijaya sampai sekarang bentuk uangnya ada dan di-update terus," tambahnya.
(roy/roy) Next Article Milenial Banyak Kunjungi Museum Demi Percantik Media Sosial
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular