Internasional

Orang Inggris Senang Tinggal di Rumah, Bar Kian Ditinggalkan

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
21 April 2018 16:23
Kehadiran teknologi membuat orang Inggris semakin nyaman di rumah dan bisa membeli minuman keras di supermarket. Ini membuat bar semakin ditinggalkan.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri pub atau bar di Inggris mengalami kemerosotan dan teknologi-lah penyebabnya. Hal itu dikemukanan oleh British Beer and Pub Association (BB & PA), yang tengah mencoba menghentikan penurunan di industri tersebut, yang sudah terjadi hampir 40 tahun ini.

Kebiasaan orang Inggris yang suka tinggal di rumah, menonton Netflix dan minum minuman keras yang dijual supermarket, merupakan beberapa dari banyak masalah yang sedang dihadapi industri pub.
 
"Orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah mereka karena kemunculan teknologi dan lingkungan di rumah juga jadi lebih nyaman daripada sebelumnya," kata David Wilson, direktur urusan publik untuk BB & PA.
 
Ada sekitar 25% pub Inggris yang tutup dalam 35 tahun terakhir. Jumlah bar dan pub di 32 dari 33 distrik kota di London, telah menurun drastis dibandingkan pada tahun 2001, dilansir dari CNBC International.

Larangan merokok dalam ruangan yang dibuat pada tahun 2007 juga merupakan penyebab cepatnya penurunan jumlah pub, sementara perubahan dalam selera terhadap anggur telah menjadi penyebab turunnya jumlah orang yang mengonsumsi bir, yang terjadi sejak tahun 1979.
 
Di seluruh Inggris, orang-orang juga minum lebih sedikit. Masalah ini merupakan hal yang tengah berusaha diatasi oleh The Jerusalem Tavern, salah satu pub tertua di London, yang berlokasi di pusat distrik Clerkenwell.
 
"Generasi muda sekarang ingin banyak yang menjaga kesehatan mereka dan saya perhatikan tidak banyak orang yang minum (bir) saat makan siang." kata Manajer Umum Daniel Lucas.
 
Satu-satunya solusi untuk sebagian besar pub adalah dengan meningkatkan dan memperbanyak makanan yang mereka tawarkan, "Hal ini berhasil membuat cukup banyak industri tetap bertahan, karena lebih banyak menjual makanan daripada minuman," tambah Lucas.
 
Tidak semua orang di industri bir merugi. Jumlah pub independen sebenarnya meningkat, dimana mulai ramai muncul pabrik mikro yang memasok bir langsung ke pub. Sekarang ada lebih dari 2000 pabrik pemasok bir di Inggris, terbanyak untuk pertama kalinya sejak 1930-an.
 
Untuk kelompok pub besar, bagaimanapun, prospek penjualan tidak begitu cerah. Ei Group, pemilik pub terbesar di Inggris, laba sebelum pajak-nya turun 68% pada awal tahun lalu.


(roy/roy) Next Article Kate Middleton Melahirkan Anak ke-3, ini Biaya Persalinannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular