
Berapa Uang yang Diperlukan untuk Bahagia? Ini Jawabannya
Arina Yulistara, CNBC Indonesia
18 April 2018 12:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada ungkapan 'uang tidak bisa membeli kebahagiaan'. Namun ungkapan tersebut seperti dipatahkan oleh para peneliti. Berdasarkan riset, ahli mengatakan bahwa kebahagiaan bisa 'dibeli' dengan uang.
Studi dari Universitas Princeton yang dilakukan oleh Ekonom Angus Deaton dan Psikolog Daniel Kahneman, mengungkap bahwa kebahagiaan seseorang meningkat ketika kekayaannya bertambah. Orang baru merasa puas dan memiliki kebahagiaan penuh ketika memiliki penghasilan lebih dari US$75.000 atau Rp 1 miliar per tahun.
"Semakin rendah pendapatan tahunan seseorang mereka semakin tidak bahagia. Orang yang punya penghasilan US$75.000 per tahun lebih bahagia walaupun mereka tak melaporkan tingkatan kebahagiaan mereka," ungkap studi yang dilakukan sejak 2010 lalu itu seperti dilansir dari CNBC International.
Sementara analisis terbaru dari Town & Country's Norman Vanamee menyatakan bahwa butuh lebih banyak uang untuk mencapai kepuasan optimal. Jumlah uang yang dimiliki harus bisa memenuhi semua hasrat pribadi baru orang merasa bahagia secara optimal.
"Bagaimana seseorang memungkinkan mengejar hasrat pribadi mereka seperti bergabung dengan para filantropi, melakukan kegiatan seni, serta melakukan berbagai hal yang mereka sukai," ungkap studi.
Untuk analisis ini, Vanamee membuat sebuah model keluarga. Satu pasangan kaya raya dengan dua anak remaja tinggal di New York, Amerika Serikat. Mereka mempunyai rumah liburan di Caribbean dan Hamptons, mengirim anak mereka ke sekolah private, memiliki apartemen luas di Fifth Avenue, menjadi filantropi, dan mengoleksi barang seni.
Berapa biaya hidup yang diperlukan untuk memenuhi semua hasrat tersebut? Vanamee mengatakan minimal US$100 juta. Meski demikian, peneliti lain kurang setuju. Mereka mengatakan tidak ada yang bisa menentukan jumlah pasti untuk membuat orang bahagia.
"Jumlah itu kurang relevan dibandingkan bagaimana Anda mendapatkannya," kata Robert Frankhost, pembawa acara CNBC untuk acara 'Secret Lives of the Super Rich'.
Studi dari Universitas Princeton yang dilakukan oleh Ekonom Angus Deaton dan Psikolog Daniel Kahneman, mengungkap bahwa kebahagiaan seseorang meningkat ketika kekayaannya bertambah. Orang baru merasa puas dan memiliki kebahagiaan penuh ketika memiliki penghasilan lebih dari US$75.000 atau Rp 1 miliar per tahun.
"Bagaimana seseorang memungkinkan mengejar hasrat pribadi mereka seperti bergabung dengan para filantropi, melakukan kegiatan seni, serta melakukan berbagai hal yang mereka sukai," ungkap studi.
Untuk analisis ini, Vanamee membuat sebuah model keluarga. Satu pasangan kaya raya dengan dua anak remaja tinggal di New York, Amerika Serikat. Mereka mempunyai rumah liburan di Caribbean dan Hamptons, mengirim anak mereka ke sekolah private, memiliki apartemen luas di Fifth Avenue, menjadi filantropi, dan mengoleksi barang seni.
Berapa biaya hidup yang diperlukan untuk memenuhi semua hasrat tersebut? Vanamee mengatakan minimal US$100 juta. Meski demikian, peneliti lain kurang setuju. Mereka mengatakan tidak ada yang bisa menentukan jumlah pasti untuk membuat orang bahagia.
"Jumlah itu kurang relevan dibandingkan bagaimana Anda mendapatkannya," kata Robert Frankhost, pembawa acara CNBC untuk acara 'Secret Lives of the Super Rich'.
Next Page
Uang Bisa Redam Ketakutan Finansial
Pages
Most Popular