
Bos Hutama Karya: Kami akan Bangun Sumatera
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
26 November 2018 11:51

Kemudian dari sisi teknis pengerjaan proyek di lapangan, apa kendala teknis yang mengemuka?
Kondisi geoteknik ruas Jalan Tol Trans-Sumatera memiliki kondisi geoteknik yang bervariasi. Mulai dari tanah lunak, berpasir, gambut, dan batuan. Untuk itu, diperlukan penanganan khusus untuk dapat pelaksanaan konstruksi.
Ada lahan yang mayoritas rawa, disedot airnya (vacuum preloading), ditata tanahnya. Misalnya pada ruas Palembang-Indralaya. Tapi, ada juga yang karena terlalu panjang dan dalam rawanya, pakai tiang pancang. Tapi, biayanya dua kali lipat. Bisalah, teknologi sudah semakin maju.
Kemudian pada karakteristik tanah batuan yang massive, kami menggunakan metode blasting di lokasi ruas Bakauheni-Terbanggi Besar dan menggunakan jenis konstruksi terowongan (tunnel) yang direncanakan di ruas Pekanbaru-Padang.
Dalam pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera, bagaimana pelibatan sumber daya manusia (SDM), terutama dari sisi konsultan?
Banyak. Jadi, ada dari Kementerian PUPR, perguruan tinggi setempat, diajak. Mereka-mereka kita ambil tenaga kerjanya dari universitas setempat. Rektor dan ketua jurusan sipil kita minta 20 sampai 30 tenaga terbaik, kita ambil dari mahasiswa-mahasiswa itu.
Kita kasih kesempatan kepada mereka ikatan dinas supaya bisa bekerja di HK. Kan di ujung ada USU (Universitas Sumatera Utara), Unsri (Universitas Sriwijaya), Universitas Bengkulu, Unila (Universitas Lampung).
Gak cukup tenaganya (kalau dari Jakarta semata), kan sekalian kita ingin menyerap tenaga kerja di jalur yang dilintasi. Ya jangan dong masa cuma dilewati saja. Jadi kita ambillah.
Spesifikasi mahasiswa antara lain teknik sipil, geologi, yang berkaitan kita minta. Sambil kuliah? Kita kasih beasiswa. Kita ambil yang sudah dapat 110 SKS. Sambil dia kerja praktik. Kesempatan itu terbuka, setiap tahun ada.
Bagaimana prospek Jalan Tol Trans-Sumatera ke depan? Misalnya dari sisi lalu lintas?
Kalau tidak seramai di Jawa mungkin iya. Tetapi itu akan membangkitkan pertumbuhan ekonomi secara nasional, pasti. Karena umpamanya ada jalan dari Bengkulu ke Palembang, Indralaya itu kan. Tadinya di sana tidak ada jalan yang cepat tembus.
Nah, kalau itu sudah jadi, daerah-daerah sentra produksi kopi, karet, kelapa sawit, itu kan bisa lebih cepat. Kalau itu lebih cepat jarak tempuhnya, tentu biaya akan lebih murah, biaya logistik pasti akan turun jauh. Wong tadinya Palembang-Bakauheni itu 12 jam, nanti akan jadi 5 jam.
(miq/miq)
Kondisi geoteknik ruas Jalan Tol Trans-Sumatera memiliki kondisi geoteknik yang bervariasi. Mulai dari tanah lunak, berpasir, gambut, dan batuan. Untuk itu, diperlukan penanganan khusus untuk dapat pelaksanaan konstruksi.
Ada lahan yang mayoritas rawa, disedot airnya (vacuum preloading), ditata tanahnya. Misalnya pada ruas Palembang-Indralaya. Tapi, ada juga yang karena terlalu panjang dan dalam rawanya, pakai tiang pancang. Tapi, biayanya dua kali lipat. Bisalah, teknologi sudah semakin maju.
Kemudian pada karakteristik tanah batuan yang massive, kami menggunakan metode blasting di lokasi ruas Bakauheni-Terbanggi Besar dan menggunakan jenis konstruksi terowongan (tunnel) yang direncanakan di ruas Pekanbaru-Padang.
Dalam pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera, bagaimana pelibatan sumber daya manusia (SDM), terutama dari sisi konsultan?
Banyak. Jadi, ada dari Kementerian PUPR, perguruan tinggi setempat, diajak. Mereka-mereka kita ambil tenaga kerjanya dari universitas setempat. Rektor dan ketua jurusan sipil kita minta 20 sampai 30 tenaga terbaik, kita ambil dari mahasiswa-mahasiswa itu.
Gak cukup tenaganya (kalau dari Jakarta semata), kan sekalian kita ingin menyerap tenaga kerja di jalur yang dilintasi. Ya jangan dong masa cuma dilewati saja. Jadi kita ambillah.
Spesifikasi mahasiswa antara lain teknik sipil, geologi, yang berkaitan kita minta. Sambil kuliah? Kita kasih beasiswa. Kita ambil yang sudah dapat 110 SKS. Sambil dia kerja praktik. Kesempatan itu terbuka, setiap tahun ada.
Bagaimana prospek Jalan Tol Trans-Sumatera ke depan? Misalnya dari sisi lalu lintas?
Kalau tidak seramai di Jawa mungkin iya. Tetapi itu akan membangkitkan pertumbuhan ekonomi secara nasional, pasti. Karena umpamanya ada jalan dari Bengkulu ke Palembang, Indralaya itu kan. Tadinya di sana tidak ada jalan yang cepat tembus.
Nah, kalau itu sudah jadi, daerah-daerah sentra produksi kopi, karet, kelapa sawit, itu kan bisa lebih cepat. Kalau itu lebih cepat jarak tempuhnya, tentu biaya akan lebih murah, biaya logistik pasti akan turun jauh. Wong tadinya Palembang-Bakauheni itu 12 jam, nanti akan jadi 5 jam.
![]() |
Next Page
Keuntungan Holding infrastruktur
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular