
Pengusaha Ini Berhasil Bawa Tas Tenun Tembus Pasar Global
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
28 July 2018 16:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika tas menjadi aksesori penting bagi wanita disitu pula ada peluang dalam mendirikan bisnis. Dan ya, ini pula yang dilirik Ervina M. Ahmad dalam mendirikan brand tas Warnatasku sejak tahun 2013.
Mantan pramugari ini telah berkecimpung di bisnis tas sejak tahun 2011. Kala itu, Ervina mengawali karier nya dengan membuat tas berbahan kulit sintetis dan menerima orderan.
Ervina memulai bisnis tas sejak tahun 2010 dengan mengambil tas dari suplier namun tetap dengan desainnya. Setelah 2011 dia fokus kepada bisnisnya sendiri dengan memperkerjakan 3 karyawan.
"Semenjak aku keluar dari pekerjaan pramugari 2009 aku mulai menjual tas tapi masih ngambil sama orang tapi desain dari aku. Nah 2011 itu mulai punya 3 karyawan yang bertugas membuat pola, desain dan jahit," ujar Ervina kepada CNBC Indonesia di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 17 Juli 2018.
Tidak ingin asal, Ervina pun mulai memberikan memutar otak membuat brand nya sendiri dan lahir Warnatasku. Merek tersebut mengkhususkan untuk tas kulit premium yang mengusung motif etnik modern.
Kini setelah lima tahun lebih berdiri, Warnatasku telah mampu sukses dengan mengekspor produknya ke Saudi Arabia, Singapura, Hongkong dan Papua Nugini. Ervina mengaku bahwa Warnatasku tengan fokus mengangkat tenun Maumere yang memiliki banyak motif dan filosofi.
Untuk mengembangkan dan menumbuhkan Warnatasku, Ervina mencoba memperluas pemasarannya dengan cara mengembangkan jaringan reseller. Saat ini Warnatasku telah memiliki 3 kota distributor seperti Medan, Semarang dan Padang.
[Gambas:Video CNBC]
Kendati minat masyarakat belum terlalu sadar tentang produk lokal premium, namun Ervina optimis bahwa tas ini bisa mewakili brand Indonesia yang memiliki kelas internasional. Siapa sangka tas yang dibuat dari beberapa jenis kulit binatang berkualitas ini dibanderol dengan harga berkisar Rp 1 juta hingga Rp 15 juta.
Berbicara omset, saat ini Ervina tengah banyak menerima orderan. Ini dilihat dari konsumen luar negeri nya yang menyebar dari Saudi Arabia, Hongkong, Eropa, Dubai dan Eropa baru-baru ini. Disamping itu jumlah reseller-nya pun juga bertambah menjadi 100 lebih penjual yang juga tersebar di Indonesia dan luar negeri.
Usaha terbilang sukses ini telah mampu memproduksi 5 ribu hingga 7 ribu tas dengan kenaikan omset hingga 30 % per tahun. Bukan tidak mungkin, pintu bisnis ini pun membuka jalan bagi Warnatasku melebarkan sayap ke pasar dunia.
Kedepannya, Ervina pun akan mengembangkan tas dengan motif reptile tanpa meninggalkan khas Indonesia. Meski begitu masalah sertifikasi kulit atau CITES masih sedang diusahakan olehnya dan tim.
"Iya habis angkat Maumere kita mau coba angkat reptile. Namun saat ini masih usahakan soal CITES nya," ungkap dia.

(roy/roy) Next Article Andanu Prasetyo: Bikin Kopi Tuku Bukan Karena Suka Kopi
Mantan pramugari ini telah berkecimpung di bisnis tas sejak tahun 2011. Kala itu, Ervina mengawali karier nya dengan membuat tas berbahan kulit sintetis dan menerima orderan.
![]() |
Ervina memulai bisnis tas sejak tahun 2010 dengan mengambil tas dari suplier namun tetap dengan desainnya. Setelah 2011 dia fokus kepada bisnisnya sendiri dengan memperkerjakan 3 karyawan.
Kini setelah lima tahun lebih berdiri, Warnatasku telah mampu sukses dengan mengekspor produknya ke Saudi Arabia, Singapura, Hongkong dan Papua Nugini. Ervina mengaku bahwa Warnatasku tengan fokus mengangkat tenun Maumere yang memiliki banyak motif dan filosofi.
Untuk mengembangkan dan menumbuhkan Warnatasku, Ervina mencoba memperluas pemasarannya dengan cara mengembangkan jaringan reseller. Saat ini Warnatasku telah memiliki 3 kota distributor seperti Medan, Semarang dan Padang.
[Gambas:Video CNBC]
Kendati minat masyarakat belum terlalu sadar tentang produk lokal premium, namun Ervina optimis bahwa tas ini bisa mewakili brand Indonesia yang memiliki kelas internasional. Siapa sangka tas yang dibuat dari beberapa jenis kulit binatang berkualitas ini dibanderol dengan harga berkisar Rp 1 juta hingga Rp 15 juta.
Berbicara omset, saat ini Ervina tengah banyak menerima orderan. Ini dilihat dari konsumen luar negeri nya yang menyebar dari Saudi Arabia, Hongkong, Eropa, Dubai dan Eropa baru-baru ini. Disamping itu jumlah reseller-nya pun juga bertambah menjadi 100 lebih penjual yang juga tersebar di Indonesia dan luar negeri.
Usaha terbilang sukses ini telah mampu memproduksi 5 ribu hingga 7 ribu tas dengan kenaikan omset hingga 30 % per tahun. Bukan tidak mungkin, pintu bisnis ini pun membuka jalan bagi Warnatasku melebarkan sayap ke pasar dunia.
Kedepannya, Ervina pun akan mengembangkan tas dengan motif reptile tanpa meninggalkan khas Indonesia. Meski begitu masalah sertifikasi kulit atau CITES masih sedang diusahakan olehnya dan tim.
"Iya habis angkat Maumere kita mau coba angkat reptile. Namun saat ini masih usahakan soal CITES nya," ungkap dia.

(roy/roy) Next Article Andanu Prasetyo: Bikin Kopi Tuku Bukan Karena Suka Kopi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular