
Wanita Ini Buka Museum Es Krim, Lalu Berhasil Raup Rp 70 M
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
25 June 2018 12:47

Jakarta, CNBC Indonesia- Mari berkenalan dengan Maryellis Bunn, perempuan 26 tahun yang tergila-gila dengan warna merah jambu, es krim, dan menjadikannya bisnis yang bisa mendatangkan uang sebanyak Rp 70 miliar untuk dirinya.
Dilansir dari CNBC International, saat berkunjung ke apartemennya yang terletak di New York City semua ruangannya di cat warna pink atau merah jambu. Sama dengan The Museum of Ice Cream, tempat kerja sekaligus bisnisnya yang dibuka sejak musim panas 2016 lalu di kawasan kota distrik Meatpacking.
Saat ini kreasi terbarunya, Pint Shop, adalah toko es krim yang penuh dengan mesin pendingin yang berwarna-warni, seperti kuning, merah ceri, dan berwarna biru kehijauan. Bunn pun berbicara kepada CNBC terkait kecintaanya terhadap warna.
"Saya sangat tertarik dengan psikologi warna. Bagi wanita, merah muda mengarah pada kebahagiaan dan pikiran yang baik," ujar Bunn seperti yang dilansir CNBC Make It, Senin (25/6/2018).
Terbukti sejak awal, MOIC berdiri sudah ada sekitar 394.000 pengikut nya di Instagram.
Bahkan dalam satu minggu Pint Shop berdiri telah ada lebih dari 14.000 pengikut di Instagram. Menurutnya makanan adalah sebuah bahasa yang mudah dipahami sehingga ketika melihat suatu yang sederhana namun dikemas berbeda dapat menyatukan orang-orang dengan cara tidak terduga.
"Makanan adalah bahasa yang kita semua pahami. Ketika Anda memiliki sesuatu yang sederhana seperti es krim, itu adalah sesuatu yang benar-benar bahagia dan itu menyatukan orang-orang dengan cara yang tidak terduga. Filosofi desain saya adalah evolusi konstan," kata wanita berambut brunette dan bertubuh mungil, yang menjabat sebagai CEO sekaligus direktur kreatif MOIC.
Bunn menuturkan, bahwa MOIC sendiri sebenarnya adalah akronim untuk gerakan imajinasi dan kreativitas (Movement of Imagination and Creativity) bukan Museum Es Krim (Museum of Ice Cream), meskipun kehadirannya sangatlah manis dan berbeda dari umumnya.
Untuk menikmati hasil rancangannya di museum es krim original, butuh mengeluarkan uang untuk membeli tiket senilai US$ 12 hingga U$ 18. Tiketnya, terjual habis dengan cepat dan meraup sekitar US$ 500 ribu dolar sekali pameran atau sekitar Rp 70 miliar.
Pada 2017, tiket ke semua museum pop-up terjual habis. Tetapi jika Anda ingin masuk ke Pint Shop miliknya tidak akan dikenakan biaya, hanya saja untuk masuk ke ruang mencicipi harus membayar tiket sebesar US$ 28 (Rp393 ribu).
Tidak takut
Bunn, yang berbicara lembut dan rendah hati secara pribadi menganggap dirinya sebagai wanita bisnis yang agresif. Dia pun merasa tidak takut untuk mencoba semua hal untuk bisnisnya meskipun akan gagal.
"Aku tidak takut, aku mencoba semuanya. Jika mereka tidak berhasil, mereka tidak bekerja. Tapi aku tidak takut gagal. Tidak ada yang menahanku," kata dia.
Dia menuturkan bahwa kegagalan adalah peluang untuk perbaikan dan tampaknya akan bekerja. Setiap harinya ada banyak pengunjung muncul berbondong-bondong untuk memiliki suatu pengalaman berbeda dan setika dia menggunakan imajinasinya sebagai sebuah sihir yang berbeda.
"Aku mencoba mengubah cara kita menghabiskan waktu kita. Itu termasuk memiliki lebih banyak hubungan manusia-ke-manusia dalam kehidupan nyata," ucap dia.
Adapun bahan penting lainnya dari kesuksesannya adalah rekan timnya. Tim inti Bunn dimulai hanya dengan empat orang. Karyawan tambahan, banyak di antaranya sudah berteman dengan Bunn, semuanya berbagi semangat dengan Bunn.
"Semua orang di timku tahu ini. Orang-orang itu adalah hal yang paling penting. Anda harus membangun tim yang tepat dengan orang yang tepat. Saya hanya berhasil karena orang-orang di tim saya," kata dia.
(gus) Next Article Medina Zein Bidik Segmen Menengah Atas di Bisnis Travel
Dilansir dari CNBC International, saat berkunjung ke apartemennya yang terletak di New York City semua ruangannya di cat warna pink atau merah jambu. Sama dengan The Museum of Ice Cream, tempat kerja sekaligus bisnisnya yang dibuka sejak musim panas 2016 lalu di kawasan kota distrik Meatpacking.
"Saya sangat tertarik dengan psikologi warna. Bagi wanita, merah muda mengarah pada kebahagiaan dan pikiran yang baik," ujar Bunn seperti yang dilansir CNBC Make It, Senin (25/6/2018).
Terbukti sejak awal, MOIC berdiri sudah ada sekitar 394.000 pengikut nya di Instagram.
Bahkan dalam satu minggu Pint Shop berdiri telah ada lebih dari 14.000 pengikut di Instagram. Menurutnya makanan adalah sebuah bahasa yang mudah dipahami sehingga ketika melihat suatu yang sederhana namun dikemas berbeda dapat menyatukan orang-orang dengan cara tidak terduga.
"Makanan adalah bahasa yang kita semua pahami. Ketika Anda memiliki sesuatu yang sederhana seperti es krim, itu adalah sesuatu yang benar-benar bahagia dan itu menyatukan orang-orang dengan cara yang tidak terduga. Filosofi desain saya adalah evolusi konstan," kata wanita berambut brunette dan bertubuh mungil, yang menjabat sebagai CEO sekaligus direktur kreatif MOIC.
Bunn menuturkan, bahwa MOIC sendiri sebenarnya adalah akronim untuk gerakan imajinasi dan kreativitas (Movement of Imagination and Creativity) bukan Museum Es Krim (Museum of Ice Cream), meskipun kehadirannya sangatlah manis dan berbeda dari umumnya.
Untuk menikmati hasil rancangannya di museum es krim original, butuh mengeluarkan uang untuk membeli tiket senilai US$ 12 hingga U$ 18. Tiketnya, terjual habis dengan cepat dan meraup sekitar US$ 500 ribu dolar sekali pameran atau sekitar Rp 70 miliar.
Pada 2017, tiket ke semua museum pop-up terjual habis. Tetapi jika Anda ingin masuk ke Pint Shop miliknya tidak akan dikenakan biaya, hanya saja untuk masuk ke ruang mencicipi harus membayar tiket sebesar US$ 28 (Rp393 ribu).
Tidak takut
Bunn, yang berbicara lembut dan rendah hati secara pribadi menganggap dirinya sebagai wanita bisnis yang agresif. Dia pun merasa tidak takut untuk mencoba semua hal untuk bisnisnya meskipun akan gagal.
"Aku tidak takut, aku mencoba semuanya. Jika mereka tidak berhasil, mereka tidak bekerja. Tapi aku tidak takut gagal. Tidak ada yang menahanku," kata dia.
Dia menuturkan bahwa kegagalan adalah peluang untuk perbaikan dan tampaknya akan bekerja. Setiap harinya ada banyak pengunjung muncul berbondong-bondong untuk memiliki suatu pengalaman berbeda dan setika dia menggunakan imajinasinya sebagai sebuah sihir yang berbeda.
"Aku mencoba mengubah cara kita menghabiskan waktu kita. Itu termasuk memiliki lebih banyak hubungan manusia-ke-manusia dalam kehidupan nyata," ucap dia.
Adapun bahan penting lainnya dari kesuksesannya adalah rekan timnya. Tim inti Bunn dimulai hanya dengan empat orang. Karyawan tambahan, banyak di antaranya sudah berteman dengan Bunn, semuanya berbagi semangat dengan Bunn.
"Semua orang di timku tahu ini. Orang-orang itu adalah hal yang paling penting. Anda harus membangun tim yang tepat dengan orang yang tepat. Saya hanya berhasil karena orang-orang di tim saya," kata dia.
(gus) Next Article Medina Zein Bidik Segmen Menengah Atas di Bisnis Travel
Most Popular