Australia Lumpuh, Jenderal Jawab Dugaan Serangan Hacker

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
19 July 2024 16:00
SYDNEY, AUSTRALIA - JANUARY 18: Qantas flight QF144 berths at a gate at Sydney Airport on January 18, 2023 in Sydney, Australia. Emergency services were on standby at Sydney Airport after Qantas flight QF144 from Auckland issued a mayday call on Wednesday afternoon. (Photo by Brendon Thorne/Getty Images)
Foto: Getty Images/Brendon Thorne

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah layanan di Australia, termasuk bank-bank besar, outlet media dan maskapai penerbangan, mengalami gangguan informasi dan teknologi massal.

Tak hanya di Australia, layanan ini berdampak global yang berpotensi menjadi salah satu pemadaman global terbesar yang pernah dialami negara tersebut.

Outlet media ABC melaporkan kejadian tersebut terkait dengan perusahaan keamanan siber berbasis di AS bernama CrowdStrike, yang menyebabkan laptop Microsoft di seluruh Australia dan luar negeri mengalami gangguan Jumat (19/7/2024).

Pemadaman global ini berdampak pada banyak perusahaan dan lembaga pemerintah Australia. Dilaporkan banyak komputer yang melakukan boot ulang dan menampilkan pesan kesalahan Layar Biru Kematian (Blue Screen of Death).

Penyebab pemadaman ini diyakini karena pembaruan software oleh CrowdStrike yang diluncurkan awal pekan ini.

Pemadaman listrik juga tercatat terjadi di AS dan Selandia Baru menjelang penutupan pasar di seluruh Australia.

Koordinator Keamanan Siber Nasional Australia Letnan Jenderal Michelle McGuinness memposting pernyataan di media sosial dan mengatakan dia mengetahui adanya pemadaman tersebut.

"Informasi kami saat ini adalah pemadaman ini berkaitan dengan masalah teknis pada platform software pihak ketiga yang digunakan oleh perusahaan yang terkena dampak," kata dia dikutip dari ABCNet.

"Tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa ini adalah insiden keamanan siber. Kami terus melibatkan seluruh pemangku kepentingan utama," imbuhnya.

CrowdStrike, sebuah perusahaan yang berbasis di AS, adalah salah satu perusahaan keamanan siber terbesar di dunia.

Perusahaan keamanan siber Australia, CyberCX, menyatakan pihaknya mengetahui pemadaman ini dan memberikan saran kepada pelanggannya di Australia dan Selandia Baru.

"Kami memahami bahwa hal ini disebabkan oleh masalah yang memengaruhi organisasi yang telah menginstal CrowdStrike Falcon di lingkungan TI mereka," kata juru bicara CyberCX.

Saat ini, CyberCX memantau situasi dan menunggu informasi yang merinci cakupan dan pemulihannya.

"Kami akan terus mendukung pelanggan yang terkena dampak seiring perkembangan insiden ini," ujar mereka.

 


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kominfo Jawab Isu Pusat Data Nasional Diserang Bandar Judi Online

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular