Eks Menteri Keuangan Ini Mau Beli TikTok dari China

Redaksi, CNBC Indonesia
15 March 2024 14:55
FILE - This Feb. 25, 2020, photo shows the icon for TikTok taken in New York. India is banning 59 apps with Chinese links, saying their activities endanger the country’s sovereignty, defense and security. India’s decision comes as its troops are in a tense standoff with Chinese soldiers in eastern Ladakh in the Himalayas that started last month. India lost 20 soldiers in a June 15 clash. The government says the banned apps include TikTok, UC Browser, WeChat and Bigo Live, as well as the e-commerce platforms Club Factory and Shein, that are used in mobile and non-mobile devices connected to the Internet.(AP Photo, File)
Foto: Logo Tiktok AP/

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan menteri keuangan Amerika Serikat, Steven Mnuchin, sedang menggalang dana untuk mengakuisisi TikTok dari perusahaan China, ByteDance. Mnuchin sepertinya ingin mengambil kesempatan dari aturan baru yang memaksa TikTok dilepas oleh China. 

Kongres AS beberapa hari lalu menerbitkan undang-undang yang memaksa ByteDance menjual TikTok atau platform video pendek tersebut diblokir di AS.

"Saya pikir UU itu akan disahkan dan saya rasa [TikTok harus dijual]. Ini adalah bisnis yang hebat dan saya akan membentuk kelompok untuk membeli TikTok," kata Mnuchin yang memimpin Liberty Strategic Capital kepada CNBC International.

Liberty dan ByteDance punya hubungan. Salah satu investor di Liberty adalah Masayoshi Son, yaitu pendiri SoftBank Vision Fund yang berinvestasi di ByteDance pada 2018.

Belum Ada Batas Waktu Nego Dagang AS - ChinaFoto: CNBC Indonesia TV

UU tersebut kini harus melalui perdebatan di Senat. Presiden Joe Biden sendiri telah menyatakan bahwa ia akan menandatangani UU tersebut jika disetujui oleh Kongres AS.

"[TikTok] harus dimiliki oleh perusahaan AS. Tak mungkin pemerintah China membiarkan perusahaan AS memiliki platform seperti ini di China," kata Mnuchin.

Wakil rakyat di Kongres AS juga menyoroti kepopuleran TikTok yang diklaim membuat pemerintah China akses dan pengaruh terhadap warga negara AS. Saat ini, ada 170 juta pengguna aplikasi TikTok di AS.

Namun, pemerintah China juga belum tentu mengizinkan ByteDance menjual TikTok ke pembeli AS. TikTok masih berusaha keras melobi anggota Kongres AS untuk menggagalkan pengesahan UU tersebut dan mengerahkan penggunanya untuk memprotes.

CEO TikTok Shou Zei Chew mengisyaratkan TikTok tak akan dijual. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyatakan langkah Kongres AS menggunakan "logika rampok."

Dalam ronde pendanaan terakhirnya pada 2023, ByteDance divaluasi investor bernilai US$ 220 miliar (Rp 3.437 triliun).

Menurut CNBC International, aset paling bernilai TikTok adalah algoritma yang digunakan untuk mendistribusikan konten yang berbeda untuk tiap pengguna. Akurasi algoritma yang dikembangkan di China ini juga merupakan "senjata" milik TikTok yang paling dicemaskan oleh pemerintah AS.

Mnuchin tidak mengungkapkan secara detail daftar investor yang berencana ikut bergabung dengannya atau valuasi TikTok berdasarkan hitungan dirinya.

Selain Mnuchin, The Wall Street Journal melaporkan bahwa mantan CEO Activision Blizzard CEO Bobby Kotick juga tertarik untuk mengakuisisi TikTok dan sedang mencari mitra.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! TikTok Wajib Lepas dari China atau Diblokir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular