China Murka, Marah Kena Bully Amerika

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
15 March 2024 09:15
Pekerja menyelesaikan pemasangan bendera negara-negara ASEAN dan mitranya yakini China, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang dan lainya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (4/9/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja menyelesaikan pemasangan bendera negara-negara ASEAN dan mitranya yakini China, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang dan lainya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (4/9/2023). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - China mengaku kena bully pemerintah Amerika Serikat (AS) karena masalah TikTok. Menurutnya tindakan bully atau perundungan seperti yang AS lakukan pada TikTok tidak akan menang dalam kompetisi dunia internasional.

Ini merupakan tanggapan dari pemerintah China setelah badan legislatif AS menyepakati Undang-Undang (UU) yang memaksa ByteDance menjual TikTok.

Jika masih di bawah kepemilikan perusahaan China, TikTok diancam bakal diblokir di Amerika Serikat

Pemerintah China lalu memberikan peringatan kepada AS atas UU baru yang telah disetujui House of Representatives.

Menurut Beijing, wacana pemblokiran TikTok akan jadi senjata makan tuan bagi AS. Hal ini disampaikan Juru Bicara Menteri Luar Negeri China Wang Wenbin.

"Meski AS tak pernah menemukan bukti ancaman TikTok bagi keamanan nasional, namun AS tak berhenti menekan TikTok," kata Wang, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (15/3/2024).

Wang mengatakan aksi AS sebagai tindakan tak adil dan bisa berdampak buruk bagi iklim kompetisi dan investasi asing.

"Perundungan seperti in tak akan menang dalam kompetisi yang adil. Hal ini merusak kepercayaan investor internasional untuk berinvestasi dengan sehat, serta merusak tatanan perdagangan dan transaksi ekonomi internasional," kata dia.

"Pada akhirnya, aksi ini akan menyerang balik AS," ia melanjutkan.

Sebagai informasi, UU tersebut sudah disahkan di House of Representatives AS. Presiden Joe Biden pun mengatakan akan menandatangani UU jika sudah lolos di parlemen AS.

Kendati demikian, regulasi tersebut berpotensi menemui hambatan di Senat AS. Menurut Reuters, sebagian anggota Senat AS memilih pendekatan berbeda soal ancaman TikTok terhadap keamanan nasional AS.

Pengguna TikTok di AS tercatat sekitar 170 juta orang. CEO TikTok Shou Zi Chew dijadwalkan berkunjung ke Capitol Hill, gedung parlemen AS di Washington DC, untuk berbicara dengan beberapa senator soal regulasi yang berpotensi memblokir TikTok.

Chew datang ke Washington DC berbekal dukungan dari para pengguna TikTok di AS. Bahkan, lusinan pengguna TikTok menggelar demonstrasi di luar Capitol Hill saat anggota House of Representatives Kongres AS mengambil suara untuk mengesahkan UU pemblokiran TikTok.

Biaya perjalanan dan akomodasi para TikTokers untuk datang dan berdemonstrasi di Washington DC ditanggung sepenuhnya oleh TikTok.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketakutan, TikTok Mohon Minta Tolong ke TikTokers

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular