Perang Ukraina Minggir Dulu, Soal Ini AS & Rusia Pilih Damai

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
17 July 2022 08:00
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6/2021) waktu setempat. (AP/Mikhail Metzel)
Foto: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6/2021) waktu setempat. (AP/Mikhail Metzel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Antariksa Rusia Roscosmos, telah menandatangani perjanjian untuk mengintegrasikan penerbangan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan NASA.

Kesepakatan ini telah lama dinantikan, karena memungkinkan kosmonaut Rusia dapat terbang dengan pesawat ruang angkasa buatan AS. Sebaliknya, astronaut Amerika dapat menumpang Soyuz buatan Rusia.

Roscosmos mengungkapkan, perjanjian tersebut untuk kepentingan Rusia dan Amerika Serikat yang akan mempromosikan pengembangan kerja sama dalam kerangka program International Space Station (ISS). Nantinya, hal itu akan memfasilitasi program eksplorasi luar angkasa untuk tujuan damai.

NASA dan Roscosmos, sudah menjadi mitra inti stasiun luar angkasa internasional yang telah berusia dua dekade. Kedua belah pihak telah berusaha selama bertahun-tahun untuk memperbarui penerbangan rutin awak terintegrasi sebagai bagian dari aliansi sipil lama badan-badan tersebut.

Proyek antariksa menjadi salah satu mata rantai terakhir kerja sama antara Amerika Serikat dan Roscosmos. Sebab, Rusia masih mengalami ketegangan terhadap perang di Ukraina.

NASA menyebut, penerbangan terintegrasi pertama di bawah perjanjian baru ini akan dilakukan pada bulan September. Nantinya, astronaut AS Frank Rubio diluncurkan ke stasiun luar angkasa dari Baikonur Cosmodrome yang disewa Moskow di Kazakhstan bersama dua kosmonaut, Sergey Prokopyev dan Dmitry Petelin.

Sebagai gantinya, kosmonaut Anna Kikina akan bergabung dengan dua astronaut AS bersama seorang astronaut Jepang dalam penerbangan SpaceX Crew Dragon ke laboratorium orbital, yang diluncurkan dari Kennedy Space Center NASA di Florida.

Kedua agensi sebelumnya berbagi kursi astronautt di pesawat ulang-alik AS dan pesawat ruang angkasa Soyuz buatan Rusia.

A SpaceX Falcon 9 rocket lifts off carrying three NASA astronauts and one ESA astronaut on a six-month expedition to the International Space Station, at Cape Canaveral, Florida, April 27. REUTERS/Steve NesiusFoto: A SpaceX Falcon 9 rocket lifts off carrying three NASA astronauts and one ESA astronaut on a six-month expedition to the International Space Station, at Cape Canaveral, Florida, April 27. REUTERS/Steve Nesius

Setelah pesawat ulang-alik pensiun pada tahun 2011, AS mengandalkan Soyuz untuk mengirim astronot Amerika ke stasiun luar angkasa hingga tahun 2020, ketika kapsul SpaceX's Crew Dragon menghidupkan kembali kemampuan penerbangan luar angkasa manusia NASA dan memulai penerbangan rutin ISS dari Florida.

Kikina, seorang insinyur dan satu-satunya wanita di korps kosmonaut aktif Rusia, akan menjadi orang Rusia pertama yang menerbangkan kapsul Crew Dragon SpaceX. Dia telah berlatih untuk misi di markas astronot NASA di Houston saat kesepakatan sedang dalam negosiasi.

Badan antariksa AS mengatakan telah memiliki setidaknya satu orang Rusia dan satu orang Amerika di stasiun ruang angkasa. Hal itu sangat penting untuk menjaga laboratorium tetap berjalan.

"Awak terbang terintegrasi memastikan ada anggota awak yang terlatih dengan baik di stasiun untuk pemeliharaan penting dan perjalanan ruang angkasa," kata NASA dikutip dari CNBC International, Minggu (17/7/2022).

Sesaat sebelum kesepakatan diumumkan, Presiden Vladimir Putin mengganti kepala Roscosmos, Dmitry Rogozin, dengan Yuri Borisov, mantan wakil perdana menteri dan wakil menteri pertahanan.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Cabut dari Stasiun Antariksa ISS, Apa Artinya Bagi AS?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular