Biden Makin Dekat dengan Raja Salman, Ada Apa Amerika?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
17 July 2022 06:15
FILE - In this Oct. 27, 2011 file photo, then U.S. Vice President Joe Biden, right, offers his condolences to then Prince Salman bin Abdel-Aziz upon the death of his brother Saudi Crown Prince Sultan bin Abdul-Aziz Al Saud, at Prince Sultan palace in Riyadh, Saudi Arabia. President Joe Biden is expected to speak to Saudi King Salman for the first time in Biden’s just over a month-old administration. Coming as soon as Thursday, the conversation between the two strategic partners will be overshadowed by the expected release of U.S. intelligence findings on whether the king’s son approved the killing of a U.S.-based Saudi journalist.  (AP Photo/Hassan Ammar)
Foto: AP/Hassan Ammar

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat dan Arab Saudi makin dekat melalui penandatanganan 18 perjanjian kemitraan di berbagai bidang, mulai dari energi, komunikasi, antariksa hingga layanan kesehatan.

Komitmen Arab Saudi datang setelah pertemuan bilateral antara Presiden Biden dan pejabat pemerintahan AS dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Said dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, serta para Menteri Saudi, di Arab Saudi, pada Jumat (15/7) lalu.

Mengutip CNN Indonesia, Arab Saudi berkomitmen untuk meningkatkan produksi minyak pada Juli dan Agustus. Hal itu akan membantu menstabilkan pasar secara signifikan.

"Kami menyambut baik peningkatan tingkat produksi 50 persen di atas yang direncanakan untuk Juli dan Agustus. Langkah-langkah ini dan langkah-langkah lebih lanjut yang kami antisipasi selama beberapa minggu mendatang telah dan akan sangat membantu menstabilkan pasar," kata Gedung Putih dikutip Minggu (17/7/2022).

Dalam pertemuan tersebut, AS mengatakan, pihaknya menyambut baik penandatanganan Kerangka Kemitraan Bilateral untuk memajukan energi bersih. Melalui investasi baru Saudi dan mempercepat transisi energi dan memerangi dampak perubahan iklim.

Kerangka kerja tersebut berfokus terutama pada tenaga surya, hidrogen hijau, nuklir, dan inisiatif energi bersih lainnya.

"Dengan membangun kolaborasi yang sudah ada antara pakar energi di negara kami, kami berusaha untuk meningkatkan upaya kami untuk mengatasi perubahan iklim dan memajukan penyebaran sumber daya energi bersih yang lebih besar di seluruh dunia," jelasnya.

Perjanjian yang ditandatangani ini termasuk dengan perusahaan antariksa dan pertahanan AS, Boeing dan Raytheon.

Selain itu, juga penandatanganan dengan perusahaan-perusahaan layanan kesehatan seperti Medtronic (MDT.N), Digital Diagnostics, dan IQVIA, seperti yang dilaporkan kantor berita negara Saudi (SPA).

"Selanjutnya, ada penandatanganan untuk proyek energi bersih, energi nuklir dan uranium," tulisnya

Negara-negara anggota OPEC yang kaya seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) memang sangat tertarik untuk berinvestasi di energi bersih dan terbarukan. Investasi di bidang tersebut bertujuan untuk menekankan pentingnya hidrokarbon bagi keamanan energi global di tengah meningkatnya seruan beralih dari bahan bakar fosil.


(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantap! Raja Salman Siap Jadi Juru Damai AS-China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular