
Curhatan Bos Kripto Terbesar Dunia, Ngaku Miskin Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Binance, perusahaan pertukaran (exchange) kripto terbesar di dunia, mengaku mengalami kerugian besar setelah adanya kasus dua kripto besutan Terra yakni Terra Luna (LUNA) dan TerraUSD (UST).
Pada tahun 2018 silam, Binance menempatkan dananya sebesar US$ 3 juta dalam bentuk token LUNA dan menerima 15 juta token tersebut sebagai imbalannya.
Saat harga LUNA mencapai rekor tertingginya pada April lalu, dana Binance yang ditempatkan di LUNA melonjak menjadi US$ 1,6 miliar. Namun saat harganya ambruk, token LUNA yang dimiliki Binance pun menyusut parah hingga kini bernilai sekitar US$ 2.391 saja.
"Modal kami di LUNA mencapai US$ 3 juta, kemudian melonjak menjadi US$ 1,6 miliar. Tetapi saat harga LUNA jatuh, kami menderita kerugian yang amat besar, di mana nilai LUNA kami kini hanya mencapai US$ 2.391 saja," kata Changpeng Zhao, CEO Binance dalam sebuah tweet-nya, dikutip dari Fortune.
Terlepas dari kerugian besar yang dialami Binance, Zhao masih ingin memberikan kompensasi kepada trader ritel yang kehilangan dananya yang cukup besar saat LUNA mengalami koreksi parah pada pekan lalu.
Namun, Binance menyerahkan sepenuhnya terkait kerugian yang diderita oleh trader-nya kepada LUNA, yaitu Binance meminta pertanggungjawaban atas kesalahan yang berimbas pada kerugian yang diderita trader Binance.
"Binance akan memberikan kompensasi setelah trader kami mendapatkan kompensasi dari tim proyek Terra. Kami meminta Terra bertanggung jawab atas kejatuhan dua tokennya yang membuat trader Binance mengalami kerugian besar," tulis Zhao dalam tweet.
Beberapa waktu lalu, stablecoin algoritmik besutan Terraform Labs, yakni TerraUSD (UST), yang secara teoritis terkait dengan harga dolar AS, turun menjadi sekitar 13 sen dolar Amerika Serikat (AS).
Sebagai akibat dari kecelakaan itu, LUNA, mata uang kripto yang dimaksudkan untuk membantu stablecoin UST mempertahankan pasak dolarnya, juga runtuh. Harga LUNA pun berkurang drastis dari sebelumnya sekitar US$ 119 pada April lalu, kini hanya sekitar 1 sen dolar AS.