
Kisah Tragis Bandar Kripto: Dulu Berduit Rp 150 T, Kini Nol

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Maret 2022, Three Arrows Capital merupakan salah satu hedge fund kripto (cryptocurrency) yang menonjol di dunia. Mereka mengelola aset US$10 miliar atau setara Rp 150 triliun (asumsi Rp 15.000/US$).
Namun kini perusahaan yang dikenal dengan nama panggilan 3AC itu sedang menghadapi kebangkrutan karena anjloknya harga kripto, strategi perdagangan yang sangat berisiko, dan kebijakan penghapusan aset bermasalah dan membuatnya tidak dapat membayar kembali pemberi pinjaman (lender).
Masalah ini bisa berdampak luas pada perusahaan lainnya. 3AC memiliki daftar rekanan yang banyak. Dengan pasar kripto turun lebih dari US$ 1 triliun sejak April lalu, yang dipimpin penurunan bitcoin dan ethereum, investor dengan taruhan terkonsentrasi pada perusahaan seperti 3AC bakal menderita.
Lembaga pertukaran kripto, Blockchain.com dilaporkan memiliki pinjaman US$270 juta ke 3AC. Pialang aset digital Voyager Digital mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 setelah 3AC tidak dapat membayar kembali dana sekitar US$670 juta yang dipinjamnya dari perusahaan. Pemberi pinjaman kripto yang berbasis di AS, Genesis dan BlockFi, platform turunan kripto BitMEX, dan pertukaran kripto FTX juga mengalami kerugian.
"Kredit sedang dihancurkan dan ditarik, standar penjaminan diperketat, solvabilitas sedang diuji, jadi semua orang menarik likuiditas dari pemberi pinjaman kripto," kata Nic Carter, direktur Castle Island Ventures, seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (12/7/2022).
Strategi Three Arrows memang cukup berbahaya. Mereka melibatkan peminjaman uang dari banyak perusahaan dan kemudian menginvestasikannya ke proyek kripto lainnya, yang seringkali masih baru dan belum teruji. Padahal firma ini telah ada selama satu dekade (10 tahun).
"3AC seharusnya menjadi bijaksana dalam investasi kripto," ungkap Nik Bhatia, seorang profesor keuangan dan ekonomi bisnis di University of Southern California.