
Dua 'Pemburu Utang' Raih Izin Buru Bandar Kripto di Singapura

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengadilan Tinggi Singapura memberikan putusan sela (interim relief) sehingga dua likuidator asal Amerika Serikat bisa melacak keberadaan dua pendiri bandar kripto Three Arrows Capital (3AC) serta mengamankan seluruh asetnya.
Berdasarkan laporan The Straits Times, Russel Crumpler dan Christopher Farmer, dua pegawai perusahaan konsultasi finansial Teneo yang berbasis di New York sedang mengajukan izin untuk bertindak sebagai likuidator di Singapura. Teneo adalah perusahaan yang ditugaskan oleh pengadilan di British Virgin Island sebagai likuidator aset 3AC.
Jika permintaan Crumpler dan Farmer diterima oleh pengadilan Singapura, mereka bisa meneruskan segala proses likuidasi di Negeri Singa. Putusan pengadilan juga memberikan kekuatan kepada mereka untuk meminta kehadiran dua founder 3AC ke hadapan pengadilan.
Dua founder Three Arrows Capital, Su Zhu dan Kyle Davies, tidak bisa dilacak keberadaannya sejak pekan lalu. Mereka menghilang beberapa pekan setelah 3AC mengajukan proses kebangkrutan di pengadilan New York. Perusahaan dana investasi kripto yang pernah mengelola aset senilai Rp 150 triliun tersebut menyatakan diri bangkrut setelah gagal membayar utang Rp 9,9 triliun.
Putusan pengadilan Singapura juga memberikan Crumpler dan Farmer kekuatan untuk mengamankan segala aset milik 3AC untuk segera digunakan dalam pembayaran utang.
Selain itu, perwakilan hukum Crumpler dan Farmer di Singapura berusaha mencari ketetapan hukum bahwa 3AC bangkrut karena salah kelola. Jika ketetapan tersebut diberikan, seluruh aset milik Zhu dan Davies bisa langsung disita.
Lewat akun Twitternya, Zhu sempat menyatakan bahwa dia dan Davies akan terus memberikan informasi tentang aset milik perusahaan secara berkala. Zhu juga mengaku bahwa keluarganya dan Davies menjadi sasaran ancaman kekerasan fisik dan merasa tidak nyaman dengan perilaku para likuidator.
Properti milik keluarga Zhu diketahui telah didaftarkan untuk dijual. Menurut dokumen yang dilihat oleh Straits Times, Zhu memiliki tiga rumah di Singapura, termasuk dua rumah mewah yang dikenal sebagai "gold class bungalow". Selain itu, Zhu dan Davies juga dilaporkan memiliki beberapa mobil premium serta sebuah kapal yacht bernilai 42 juta dolar Singapura.
3AC diketahui juga sebagai pemilik aset dalam bentuk NFT, lewat dana kelolaan bernama Starry Night. 3AC menggunakan sebagian dari dana kelolaannya untuk menjalin kerja sama dengan kolektor NFT yang menggunakan nama Vincent Van Dough. Aset NFT di dompet kripto Starry Night, yang menargetkan dana kelolaan US$100 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun, kini diperkirakan bernilai US$4,2 juta atau sekitar Rp 63 miliar.
(dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Tragis Bandar Kripto: Dulu Berduit Rp 150 T, Kini Nol