
Bandar Kripto Ngaku Lapak Sepi, Binance Biang Keroknya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Platform investasi populer Robinhood (HOOD) mengalami penurunan tajam dalam volume perdagangan mata uang kripto sepanjang Mei 2023. Namun, volume untuk insturmen investasi lain tetap tinggi.
Perusahaan melaporkan bahwa volume perdagangan untuk mata uang kripto turun menjadi US$2,1 miliar pada bulan Mei, turun 43% dari bulan sebelumnya. Secara tahunan (YoY), volume perdagangan kripto melambat 68%.
Mengutip Coindesk, pendapatan perdagangan rata-rata harian (DART) turun 22% di bulan Mei dan 53% YoY untuk instrumen kripto.
Baru minggu lalu, Robinhood menghapus tiga token sebagai bagian dari tinjauan regulernya. Kini, platform hanya menyediakan 15 opsi mata uang kritpo untuk diperdagangkan.
Token yang dihapuskan adalah ADA (Cardano), MATIC (Polygon), dan SOL (Solana). Ketiganya disebut sebagai sekuritas oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dalam tuntutan hukum baru-baru ini terhadap Coinbase (COIN) dan Binance.
Kepala pengacara kepatuhan Robinhood Markets, Dan Gallagher, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perusahaan sedang mencoba untuk mendaftar sebagai broker untuk aset digital pada tahun 2021, tetapi percakapan tersebut tidak berhasil.
Belakangan, Coinbase dan Binance tengah tersandung tuntutan hukum atas tuduhan melanggar undang-undang sekuritas AS.
Robinhood sejauh ini hanya menerima panggilan pengadilan investigasi dari SEC terkait operasional kripto-nya, terungkap dalam pengajuan 10-K pada bulan Februari lalu.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dilarang Xi Jinping, Bandar Kripto Masih Ngegas di China