Sri Mulyani Tanya Soal Binance, Bos Fintech: Diserang Amerika

Redaksi, CNBC Indonesia
13 June 2023 15:10
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti upacara Memperingati Hari Kebangkitan Nasional di sekolah Boedi Oetomo. (Instagram @smindrawati)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti upacara Memperingati Hari Kebangkitan Nasional di sekolah Boedi Oetomo. (Instagram @smindrawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Binance sedang dihabisi di Amerika Serikat. Regulator pasar keuangan di AS menuduh Binance dan bos-nya Changpeng Zhao alias CZ menggelar layanan keuangan tanpa izin dan menggelapkan duit triliunan rupiah.

Kehebohan soal Binance tampaknya tidak luput dari perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani. Di tengah acara sosialisasi Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK), Menkeu sempat bertanya soal Binance.

Awalnya, Pandu Sjahrir, Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menyinggung soal diskusi antara pelaku industri fintech dengan Sri Mulyani. Saat itu, menurut Pandu, mereka mendiskusikan soal perusahaan aset kripto.

"Waktu Kadin bertemu dengan Aftech, fintech, itu ngomonginnya soal kripto juga," katanya.

Namun, perusahaan aset kripto yang jadi pembicaraan saat itu sudah tersungkur.

"Betul dan sesudah itu, pelakunya jungkel. Tapi Binance juga ya, sama satunya lagi. Tapi Binancenya sekarang lagi ada masalah ya?" kata Sri Mulyani.

Pandu, yang juga merupakan Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan investor startup lewat perusahaan modal ventura AC Ventures, menjawab pertanyaan Menkeu dengan singkat. "Binancenya masih diserbu Amerika sekarang."

Binance dan bosnya, Changpeng 'CZ' Zhao, dituding oleh otoritas bursa AS (SEC) sebagai penipu. SEC menggugat Binance, Binance.US, dan CZ pada Senin pekan lalu dengan tuduhan perusahaan tersebut beroperasi sekaligus sebagai bursa surat berharga, broker, dan lembaga kliring yang tak terdaftar. Ketiga pihak juga digugat karena memperjualbelikan surat berharga yang tak terdaftar.

Melihat contoh kasus ini, Sri Mulyani mengingatkan bahwa pelaku industri keuangan digital dan regulator diharapkan bisa berkolaborasi. Pasalnya, tujuan keduanya sama, yakni ingin industri ini berkembang.

"Tapi di saat yang sama kita tidak tahu ke depannya. Jadi kita genuinely honest. Mencari untung not in the case of exploitation dan membuat pihak lain menjadi korban. Namanya untung dan untung, untung di dunia usaha dan untung di regulasi masyarakat.

"Anda sebagai pelaku perlu di-educate. Coba lihat aja, A, ada yang mengatakan relax saja. Nanti kita tahu A yang khawatir. Tapi kalau sekarang ada yang menipu, ya menipu aja."

"Kalau anda create risiko, maka regulasinya harus sama, maka harus ada arbitrase," tegasnya.


(mtp/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger Bos ChatGPT di RI: Ada Nadiem, Pandu Tak Kebagian Duduk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular