Sukses Go Public, Startup Ini Tutup Nunggak Bayar Sewa Kantor

Jakarta, CNBC Indonesia - Hanya sebagian kecil dari startup yang sukses terus berkembang hingga berhasil jadi perusahaan publik. Namun, itu juga bukan jaminan keberlanjutan. Sebuah startup China yang sahamnya sempat terdaftar di pasar saham terpaksa tutup karena tidak mampu bayar biaya sewa gedung.
Nama LeEco jadi pembicaraan di seluruh dunia karena kinerjanya yang luar biasa di bursa saham Shenzhen. Dengan cepat, saham LeEco berhasil menanjak ke papan perdagangan ChiNext, kelompok saham yang mirip dengan Nasdaq di Amerika Serikat.
Pada 2015, LeEco mengumpulkan setidaknya 805 juta yuan dari pendanaan Seri A untuk divisi streaming olahraga serta penjualan sekitar 500 juta saham. Sementara itu, perusahaan induk publik LeEco, LeShi Internet, melaporkan pendapatan sekitar 13 miliar yuan ($1,9 miliar) untuk tahun 2015, dan keuntungan 573 juta yuan ($85 juta). Namun, karena struktur kompleks perusahaan, angka-angka ini bahkan tidak menceritakan setengah cerita.
Ekspansi cepat LeEco setelah listing 2010 sangat mengesankan. Dalam beberapa tahun, mereka memperluas bisnisnya dari layanan streaming online ke ekosistem perangkat keras, termasuk TV pintar, telepon pintar, sepeda, dan mobil.
Namun, ekspansi kilat LeEco dirundung banyak masalah. Jia Yueting, pendiri LeEco sempat terlilit sebesar RMB 16,8 miliar (Rp 36 triliun). Banyak anak usaha LeEco rugi dan berutang jutaan dolar, salah satunya adalah LeSports.
Unit streaming LeEco tersebut tutup setelah menunggak pembayaran sewa kantornya selama berbulan-bulan, menurut laporan pers lokal, dikutip dari Mingtiandi, Kamis (26/5/2022).
LeSports menyewa lantai 33 dan 35 The Octagon K Wah International di Tsuen Wan. Sementara itu, Le Corporation menempati lantai 36.
Dilaporkan oleh media Hong Kong, pada Oktober lalu bahwa sepasang anak perusahaan LeEco telah gagal membayar sewa bulanan gabungan sebesar HK$1,04 juta sejak Mei tahun lalu. Hal ini membebani perusahaan bangkrut dengan kewajiban yang belum dibayar sebesar HK$10,4 juta.
LeEco mendirikan operasi formal di Hong Kong pada tahun 2015, tetapi perusahaan yang dikenal sebagai Netflix-nya China telah menjadi subyek dari banyak kasus pengadilan di wilayah tersebut.
