Sukses Go Public, Startup Ini Tutup Nunggak Bayar Sewa Kantor

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
27 May 2022 08:20
Founder LeEco Jia Yueting
Foto: dok LeEco

Jakarta, CNBC Indonesia - Hanya sebagian kecil dari startup yang sukses terus berkembang hingga berhasil jadi perusahaan publik. Namun, itu juga bukan jaminan keberlanjutan. Sebuah startup China yang sahamnya sempat terdaftar di pasar saham terpaksa tutup karena tidak mampu bayar biaya sewa gedung.

Nama LeEco jadi pembicaraan di seluruh dunia karena kinerjanya yang luar biasa di bursa saham Shenzhen. Dengan cepat, saham LeEco berhasil menanjak ke papan perdagangan ChiNext, kelompok saham yang mirip dengan Nasdaq di Amerika Serikat. 

Pada 2015, LeEco mengumpulkan setidaknya 805 juta yuan dari pendanaan Seri A untuk divisi streaming olahraga serta penjualan sekitar 500 juta saham. Sementara itu, perusahaan induk publik LeEco, LeShi Internet, melaporkan pendapatan sekitar 13 miliar yuan ($1,9 miliar) untuk tahun 2015, dan keuntungan 573 juta yuan ($85 juta). Namun, karena struktur kompleks perusahaan, angka-angka ini bahkan tidak menceritakan setengah cerita.

Ekspansi cepat LeEco setelah listing 2010 sangat mengesankan. Dalam beberapa tahun, mereka memperluas bisnisnya dari layanan streaming online ke ekosistem perangkat keras, termasuk TV pintar, telepon pintar, sepeda, dan mobil.

Namun, ekspansi kilat LeEco dirundung banyak masalah. Jia Yueting, pendiri LeEco sempat terlilit sebesar RMB 16,8 miliar (Rp 36 triliun). Banyak anak usaha LeEco rugi dan berutang jutaan dolar, salah satunya adalah LeSports.

Unit streaming LeEco tersebut tutup setelah menunggak pembayaran sewa kantornya selama berbulan-bulan, menurut laporan pers lokal, dikutip dari Mingtiandi, Kamis (26/5/2022).

LeSports menyewa lantai 33 dan 35 The Octagon K Wah International di Tsuen Wan. Sementara itu, Le Corporation menempati lantai 36.

Dilaporkan oleh media Hong Kong, pada Oktober lalu bahwa sepasang anak perusahaan LeEco telah gagal membayar sewa bulanan gabungan sebesar HK$1,04 juta sejak Mei tahun lalu. Hal ini membebani perusahaan bangkrut dengan kewajiban yang belum dibayar sebesar HK$10,4 juta.

LeEco mendirikan operasi formal di Hong Kong pada tahun 2015, tetapi perusahaan yang dikenal sebagai Netflix-nya China telah menjadi subyek dari banyak kasus pengadilan di wilayah tersebut.

Selain uang sewa yang belum dibayar, LeSports rupanya juga belum melakukan pembayaran ke penyedia jaringannya sehingga pelanggan Hong Kong tidak bisa menonton tiga pertandingan Liga Inggris pada Senin dan Sabtu lalu yang telah mereka bayar.

Le Corporation juga telah menjadi subyek dari beberapa kasus hukum di kota tersebut, termasuk gugatan sebesar US$224,000 atas biaya hak cipta yang diprakarsai oleh distributor film Sundream Motion Pictures pada Desember 2016, dan klaim HK$530,000.

Sebelumnya, sebuah perusahaan pemasaran juga menggugat anak perusahaan LeEco sebesar HK$14 juta ($1,8 juta) dalam biaya pemasaran yang belum dibayar pada Agustus 2016.

Permasalahan yang dihadapi LeEco, menurut banyak pihak, muncul karena ekspansi yang terlalu cepat. Namun, di balik ekspansi tersebut dilaporkan terjadi banyak masalah.

Diversifikasi LeEco membutuhkan suntikan uang tunai yang cukup besar, yang wajar hanya jika sebuah perusahaan berhasil laba. LeEco terlihat sebagai perusahaan yang sehat selama bertahun-tahun berhasil menggalang modal jutaan dolar.

Menurut Caixin, LeEco menikmati "5 tahun pertumbuhan dua digit", sejak 2010. Namun, sebagian besar dari bisnis LeEco, termasuk sekitar 39 anak usaha yang belum go-public, tidak pernah mengungkap kinerja keuangan mereka.

Seorang mantan pegawai mengatakan kepada Engadget bahwa LeEco memindahkan kas dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk menutupi kerugian.

Mantan CEO layanan transportasi online Yidao Yongche, yang sempat memiliki 70% saham LeEco, menuduh mereka menyalahgunakan modal untuk menutupi utang mereka.

Pada September 2018, founder LeEco Jia Yueting dipaksa mundur dari perusahaan setelah perusahan tersebut dicaplok oleh Sunac, konglomerasi properti China.

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular