Kisah Theranos Tipu Investor, Bangkrut dan Founder Dipidana

Jakarta, CNBC Indonesia - Elizabeth Holmes, merupakan mantan pengusaha Amerika Serikat (AS) yang menjadi pendiri dan Kepala Eksekutif (CEO) Theranos, perusahaan teknologi kesehatan yang sekarang sudah tidak ada lagi.
Ia harus menempuh jalan panjang persidangan atas tuduhan menipu investor. Wanita kelahiran 1984 itu menghadapi 10 tuntutan penipuan dan dua konspirasi.
Pada usia 19 tahun, Holmes keluar dari Universitas Stanford dan mendirikan Theranos di tahun 2003 dengan tujuan untuk membangun perangkat kecil yang dapat melakukan tes diagnostik dari setetes darah. Dia memilih untuk menamai perusahaannya Theranos, yang merupakan kombinasi dari kata "terapi" dan "diagnosis."
Pada September 2009, pacarnya Ramesh "Sunny" Balwani bergabung dengan Theranos sebagai Chief Operating Officer dan Presiden. Balwani diyakini telah bertemu Holmes sejak 2002 saat dalam perjalanan ke Beijing.
Hampir satu dekade setelah memulai perusahaannya, pada tahun 2013, perusahaan Holmes mengklaim telah merancang mesin kecil bernama Edison, yang dapat melakukan berbagai tes dari satu tetes darah. Theranos mengumumkan kemitraan jangka panjang dengan rantai apotek terbesar kedua di AS, Walgreens, pada tahun yang sama.
Tahun berikutnya, Forbes menobatkan Holmes sebagai salah satu wanita Amerika terkaya dengan kekayaan pribadi sebesar US$4,5 miliar. Perusahaannya bernilai lebih dari US$9 miliar. Dia dipuji sebagai visioner dan disebut-sebut sebagai Steve Jobs berikutnya.
