
China Cari Planet Mirip Bumi, Kirimkan 'Pasukan Tujuh Mata'

Jakarta, CNBC Indonesia - China memiliki ambisi besar dalam bidang luar angkasa. Setelah mengirim robot ke Bulan, mendaratkannya di Mars dan membangun stasiun luar angkasa sendiri, kini mereka mengincar objek tata surya yang lebih jauh.
Rencananya, bulan ini, para ilmuwan akan merilis detail untuk misi pertama mereka menemukan exoplanet (planet yang berada di luar tata surya).
Misi tersebut bertujuan untuk mensurvei planet-planet di luar Tata Surya di bagian lain Bima Sakti. China ingin menemukan planet mirip Bumi pertama yang mengorbit di zona layak huni bintang seperti Matahari. Para astronom menyebutnya sebagai misi Earth 2.0.
Di Bima Sakti sendiri sebetulnya telah ditemukan 5.000 exoplanet, yang sebagian besar berkat teleskop Kepler NASA.
Beberapa planet ditemukan mirip Bumi yang berbatu dan mengorbit di bintang merah kecil. Tapi dari yang sudah ditemukan tidak ada yang cocok dengan definisi Earth 2.0.
"Dengan teknologi dan teleskop saat ini, sangat sulit untuk menemukan sinyal planet kecil mirip Bumi ketika bintang induknya satu juta kali lebih berat dan satu miliar kali lebih terang, kata Jessie Christiansen, astrofisikawan di NASA Exoplanet Science Institute di California, dikutip dari Nature, Rabu (13/4/2022).
Proyek ini akan didanai oleh Akademi Ilmu Pengetahuan China, dan saat ini sedang menyelesaikan fase desain awal.
Jika desain lulus tinjauan oleh panel ahli pada Juni nanti, tim misi akan menerima dana untuk mulai membangun satelit. Tim berencana untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa dengan roket Long March sebelum akhir 2026.
Satelit Earth 2.0 dirancang untuk membawa tujuh teleskop atau 'tujuh mata' yang akan mengamati langit selama empat tahun. Enam dari teleskop akan bekerja sama untuk mensurvei konstelasi Cygnus-Lyra, bidang langit yang sama yang dijelajahi teleskop Kepler.
Teleskop akan mencari exoplanet dengan mendeteksi perubahan kecil pada kecerahan bintang yang menunjukkan bahwa sebuah planet telah lewat di depannya.
Menggunakan beberapa teleskop kecil bersama-sama akan memberi para ilmuwan bidang pandang yang lebih luas daripada teleskop tunggal yang besar seperti Kepler.
Enam teleskop Earth 2.0 akan bersama-sama memantau sekitar 1,2 juta bintang di sepetak langit seluas 500 derajat persegi, yang sekitar 5 kali lebih lebar dari pandangan Kepler.
Pada saat yang sama, Earth 2.0 juga bisa mengamati bintang yang lebih redup dan lebih jauh daripada Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA.
"Satelit kami bisa 10-15 kali lebih kuat daripada teleskop Kepler NASA dalam kapasitas survei langitnya," kata Jian Ge, astronom yang memimpin misi Earth 2.0.
Instrumen ketujuh satelit itu akan menjadi teleskop pelensaan mikro gravitasi untuk mengamati planet-planet yang berkeliatan bebas yang tidak mengorbit bintang mana pun, dan exoplanet yang jauh dari bintangnya.
"Satelit kami pada dasarnya dapat melakukan sensus yang mengidentifikasi planet ekstrasurya dengan ukuran, massa, dan usia yang berbeda. Misi ini akan memberikan koleksi sampel planet ekstrasurya yang bagus untuk penelitian di masa depan." terangnya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article NASA Temukan Planet Serupa Bumi, Beneran Layak Huni?
