Korban Baru Perang Rusia-Ukraina: Stasiun Luar Angkasa ISS

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 04/04/2022 14:00 WIB
Foto: Stasiun luar angkasa internasional, dilihat dari pesawat luar angkasa SpaceX Crew Dragon Sabtu (24/4/2021).(NASA via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia akan mengakhiri kerja sama dengan negara lain di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sampai sanksi yang dikenakan pada mereka dicabut.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin, dalam sebuah utas di Twitter.

Ia mengatakan, pemulihan hubungan normal antara mitra di ISS dan proyek-proyek lain hanya mungkin dengan pencabutan semua sanksi ilegal dan tanpa syarat, demikian dilansir CNBC Indonesia dari The Verge, Senin (4/4/2022)


Rogozin mengajukan banding atas sanksi tersebut melalui surat kepada Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Badan Antariksa Eropa(ESA), serta Badan Antariksa Kanada (CSA)

Dia juga memposting gambar dari tanggapan masing-masing negara. CSA mengkonfirmasi keaslian surat itu, tetapi menolak berkomentar lebih jauh. Sementara NASA dan ESA belum mau buka suara.

"AS terus mendukung kerja sama antariksa pemerintah internasional, terutama kegiatan yang terkait dengan pengoperasian ISS dengan Rusia, Kanada, Eropa, dan Jepang," bunyi surat yang ditandatangani oleh administrator NASA Bill Nelson.

"Langkah-langkah kontrol ekspor AS yang baru dan yang sudah ada terus memungkinkan kerja sama antara AS dan Rusia untuk memastikan operasi ISS yang aman dan berkelanjutan."

CSA tampaknya memiliki tanggapan serupa terhadap permintaan Rogozin, dengan menyatakan, "Saya dapat meyakinkan Anda bahwa Kanada terus mendukung program ISS, dan berdedikasi untuk operasinya yang aman dan sukses." kata CSA.

Sementara itu, kepala ESA Josef Aschbacher menjawab dengan mengatakan bahwa dia akan menyampaikan permintaan Rogozin kepada negara-negara anggota agensi untuk penilaian.

Rogozin menyebut bahwa Roscosmos dalam waktu dekat akan segera menentukan tanggal kapan harus menghentikan keterlibatan Rusia dengan ISS, yang kemudian akan dilaporkan kepada pejabat pemerintah Rusia.

Tindakan yang diambil ini merupakan reaksi keras terhadap sanksi yang dijatuhkan oleh Presiden Joe Biden pada Februari lalu terkait invasi yang Rusia lakukan ke Ukraina.

Bahkan, Roscosmos membuat sindiran bahwa stasiun ruang angkasa bisa jatuh ke Bumi tanpa keterlibatan mereka.

Menurut laporan, penarikan Rusia dari ISS berpotensi menimbulkan ancaman, karena NASA bergantung pada Rusia untuk mempertahankan posisi dan orientasi ISS di luar angkasa.

Pada pekan lalu, NASA mengatakan Rusia "bergerak menuju" memperluas kerjasamanya di ISS hingga 2030, tetapi dengan adanya pernyataan Rogozin yang baru membuat semuanya tampak tidak mungkin.

Awal pekan ini, astronot NASA Mark Vande Hei dengan selamat kembali ke Bumi dengan menggunakan roket Soyuz milik Rusia dengan dua kosmonot. Sebelum kedatangannya, ada kekhawatiran tentang kepulangannya di tengah perang Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, tetapi Roscosmos menyatakan bahwa itu tidak akan membuat Vande Hei terdampar di ISS.


(roy/roy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center