Perempuan Pimpin Tech Company, Bukti Nyata Women Empowerment

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
08 March 2022 10:33
Sarah Soewatdy (Ist)
Foto: Sarah Soewatdy (Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring perkembangan zaman, perbedaan gender tak lagi menjadi masalah utama. Meski demikian, stereotip tentang perempuan yang menjadi pemimpin masih dirasakan. Bahkan perempuan sekelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah diremehkan karena dirinya seorang perempuan.

Padahal menurutnya, perempuan memiliki kekuatan yang bahkan melebihi seorang lelaki. Perempuan masa kini juga bisa membuktikan keahlian dan kemampuannya untuk menduduki posisi tertentu atau bahkan teratas sekelas Chief Executive Officer (CEO) di sebuah perusahaan yang bahkan didominasi kaum Adam seperti di perusahaan teknologi sekalipun.

Bukan suatu yang mustahil jika nantinya ada banyak tech company atau startup yang dipimpin oleh perempuan. Sebab sebuah penelitian yang dilakukan Accenture Indonesia, perusahaan global management consulting, servis teknologi, dan outsourcing pada 2019, menyatakan bahwa jumlah CEO perempuan di Indonesia pada 2030 akan meningkat pesat.

Bahkan sebelum sampai 2030, pemimpin perusahaan di start-up mulai bermunculan misalnya perusahaan rintisan Rukita, platform penyedia layanan sewa hunian jangka panjang yang didirikan oleh dua orang perempuan. Rukita didirikan oleh kakak beradik Sabrina Soewatdy dan Sarah Soewatdy selaku selaku CEO dan Co-Founder.

COO & Co-Founder Rukita Sarah Soewatdy mengatakan, sebelumnya industri teknologi memang didominasi oleh lelaki, namun saat ini mulai banyak yang mendukung pemberdayaan perempuan. Pada masa awal menurut Sarah, dominasi lelaki di perusahaan teknologi karena jurusan teknik juga lebih banyak digeluti oleh lelaki.

Namun ke depan, bukan tidak mungkin dominasi ini juga akan makin berkurang, karena makin banyak perempuan dari generasi milenial dan Z yang mulai melirik industri ini.

Dukung Penuh Peran Perempuan

Di Rukita sendiri, Sarah mendukung gerakan perempuan agar lebih berdaya. Menurutnya, di Rukita tidak membedakan berdasarkan jenis kelamin, namun dari kemampuan dan karakternya.

"Di Rukita hampir setara antara pegawai perempuan dan lelaki, bahkan di tech team dan project manager juga banyak perempuan, kami melihat skill, karakter, dan kapabilitas," jelas Sarah kepada CNBC Indonesia pekan lalu.

Untuk bisa berkontribusi pada industri teknologi tanah air, menurutnya perempuan harus makin bisa terbuka dalam berpikir dan tidak perlu merisaukan pikiran orang lain. Apalagi di Indonesia, sejak dahulu sudah banyak pahlawan dan pejuang perempuan. Bahkan Indonesia, mencatatkan presiden perempuan lebih dahulu di Asia Tenggara dibandingkan negara lain.

"Justru kitalah yang harus bersama menghilangkan stereotype dan klise yang ada. Tidak ada orang yang bisa membuat kita rendah diri selain diri kita sendiri, apalagi kalau orang lain kecuali kamu mengizinkannya. Jadi jangan menyerah hanya karena orang lain mengatakan kamu tidak mampu, mungkin pemikiran sendirilah yang melemahkan, jangan sampai pemikiran tersebut menghambat kamu melakukan sesuatu," jelasnya.

Oleh karena itu, Sarah pun berharap perempuan bisa bekerja lebih keras agar tidak diremehkan dan bisa menunjukkan kapabilitasnya. Perempuan yang mengidolakan ibunya tersebut bahkan mendorong agar perempuan di Rukita pun bisa berkembang dengan menciptakan komunitas kerja yang baik.

Tetap Tangguh di Tengah Pandemi

Dia menegaskan dengan menciptakan komunitas kerja yang baik, terbukti membuat perusahaan mampu mencapai target dan melebihi ekspektasi di tengah pandemi Covid-19. Meski terdapat berbagai hambatan, Rukita mampu mempertahankan okupansi stabil di 80% membuat Rukita tetap relevan di industri tersebut.

"Pada 2021 kami berhasil melewati target dan selama masa pandemi kami bisa membuktikan kalau Rukita tetap relevan di market," pungkasnya.

Tahun ini, Rukita menargetkan mencapai okupansi di atas 85% dan tetap mencari hunian-hunian baru untuk bekerja sama. Sarah mengatakan di pertengahan tahun ini Rukita akan ekspansi ke luar Jabodetabek, yakni ke Bandung dan Surabaya.

"Di kuartal II-2022 kami akan ekspansi ke Bandung dan Surabaya serta banyak kota lainnya, kalau bisa sebanyak-banyak dan pada tahun-tahun mendatang di luar Jawa," harap Sarah.

Seperti cita-cita agar perempuan bisa berkembang dan tidak terkurung pada stereotip, pada bisnisnya di Rukita, perempuan yang lama di bidang hospitality tersebut berharap semakin banyak orang di Indonesia yang bisa hidup lebih baik dengan tempat tinggal aman, nyaman, dan asyik.

"Tempat tinggal adalah hal yang mendasar dan penting sebagai manusia, kami memastikan dengan Rukita bisa mendapatkan kualitas tempat tinggal yang lebih baik karena kami percaya kalau live better you life better," pungkas Sarah.

 




(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perkuat Posisi di Prop-Tech, Rukita Akuisisi Infokost.id

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular