Milenial & Gen Z Sulit Cari Tempat Tinggal? Ini Solusinya!

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
28 January 2022 10:15
Dok. Rukita
Foto: Dok. Rukita

Jakarta, CNBC Indonesia - "Beli rumah? Nanti dulu deh. Mahal."

Kalimat tersebut seringkali terdengar dari anak muda atau generasi milenial hingga Gen Z, yang hidup dan bekerja di daerah perkotaan. Curhatan Milenial dan Gen Z di atas muncul bukan tanpa alasan.

Setidaknya, data perkembangan harga rumah beberapa tahun terakhir membuktikan keresahan tersebut. Berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia per Kuartal III/2021, terlihat harga properti residensial tumbuh terbatas 1,41% secara tahunan.

Kenaikan harga properti pun diperkirakan terus terjadi hingga akhir 2021, meski dalam tren lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sayangnya, tren kenaikan harga properti tidak sebanding dengan naiknya daya beli masyarakat terutama dari generasi muda yang tengah produktif bekerja.

Bahkan, data penjualan rumah per akhir September 2021 turun 10,01% secara tahunan. Penurunan terjadi untuk pembelian rumah tipe kecil, menengah, dan besar.

Harga tanah yang semakin melambung, membuat harga rumah pun menjadi tidak terjangkau. Akibatnya generasi muda kini banyak memilih untuk menunda rencana membeli properti. Padahal, properti bukan hanya sebagai aset, melainkan kebutuhan untuk tempat tinggal.

Hal ini pun membuat banyak Milenial dan Gen Z mencari solusi, dengan konsep co-living dengan mengontrak rumah, apartemen, atau indekos bersama teman-teman di dekat tempat kerja atau kampus. Masalahnya, semakin lama kualitas kontrakan, apartemen, dan indekos yang jarak dan harganya terjangkau terus berkurang.

Akibatnya, anak-anak muda yang harus hidup di tempat tak layak atau kurang mendukung aktivitas mereka sehari-hari. Efeknya, ketidaknyamanan akibat lokasi kontrakan atau kost yang tak sesuai standar membuat produktivitas mereka terganggu. Hal ini sangat terasa apalagi di tengah tren bekerja dari rumah (WFH) dan terbatasnya mobilitas yang terjadi akibat pandemi Covid-19.

Masalah kelangkaan hunian berkonsep co-living yang sesuai standar dan terjangkau harga serta lokasinya memang mengesalkan. Tapi, bukan berarti kendala ini tidak memiliki solusi.

Platform Dengan Layanan Menyeluruh: Rukita

Sebenarnya, Milenial dan Gen Z bisa mencoba berbagai cara untuk mencari hunian sewa yang layak melalui dunia digital yang kian berkembang saat ini. Salah satunya, pencarian indekos, apartemen, atau kontrakan rumah dengan mutu prima bisa dilakukan melalui Rukita.

Rukita adalah platform penyedia layanan sewa hunian jangka panjang yang menyediakan beragam jenis properti untuk generasi muda khususnya di daerah perkotaan. Antara lain yang bisa ditemukan di Rukita yakni kost, apartemen hingga rumah modern.

Saat ini, ada lebih dari 200 gedung di Jabodetabek, dan 300 ribu properti yang sudah masuk daftar penyewaan pada platform Rukita. Banyaknya jumlah hunian sewa yang disediakan Rukita membuktikan kapasitas platform ini dalam memenuhi kebutuhan papan generasi muda di kota dengan layanannya yang mampu meningkatkan kualitas hidup para penghuninya. Lantas, apa bedanya Rukita dengan platform penyedia kost dan apartemen lain?

1. Layanan bebas ribet yang didukung aplikasi

Dok. RukitaFoto: Dok. Rukita
Dok. Rukita

Satu hal utama pembeda platform ini dengan penyedia layanan sejenis adalah fasilitas dan layanan berteknologi tinggi yang membantu meningkatkan kualitas hidup para penghuninya melalui serangkaian inovasi. Salah-satunya, aplikasi Rukita dimana masyarakat dapat melihat berbagai unit hunian yang disediakan Rukita. Penghuni di Rukita juga bisa membayar tagihan, meminta layanan (laundry, pembersihan kamar, perbaikan fasilitas, listrik dan lainnya) dan pembelian barang secara mudah lewat Aplikasi.

Pembeda lainnya yang tidak dimiliki platform lain yakni fitur Rukita Mods yang, memungkinkan penyewa meminta tambahan furniture dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, kami dapat menyediakan layar komputer besar untuk para gamers, atau studio mini bagi penyewa yang ingin membuat konten berkualitas tinggi dari kamarnya.

2. Sistem pembayaran sewa bulanan

Dari sisi finansial, Rukita juga memberikan kemudahan dengan sistem pembayaran bulanan. Salah satu hal yang menyulitkan generasi muda untuk menyewa tempat tinggal berupa apartemen atau kontrakan rumah adalah kewajiban membayar sekaligus di muka untuk masa tinggal 6-12 bulan. Sering kali kondisi keuangan tidak memungkinkan untuk skema pembayaran jumlah besar seperti ini.

Namun di Rukita, semua unit yang disewakan baik kost, apartemen, maupun rumah, dibayarkan setiap bulan. Sistem pembayarannya pun praktis melalui aplikasi Rukita, sehingga tidak hanya meringankan beban finansial penghuni, tapi juga bebas ribet.

3. Komunitas yang hangat

Dok. RukitaFoto: Dok. Rukita
Dok. Rukita

Dalam menyediakan hunian sewa co-living, Rukita mengedepankan pendekatan berbasis komunitas. Hal ini membuat para penyewa hunian yang dilayani Rukita memiliki hubungan erat.

Kerekatan ini jelas banyak bermanfaat untuk Milenial dan Gen Z. Sebagai contoh, kedekatan antar penyewa membuat penghuni apartemen bisa semakin merasa aman karena tidak merasa was-was terhadap tetangga di unit sekitar. Hubungan yang terjaga juga membuat para penyewa bisa saling sharing dan membangun kapasitas bersama demi pengembanga diri masing-masing.

Pada masa sulit seperti sekarang, kedekatan hubungan antar penghuni kost atau apartemen mahal harganya. Akan tetapi, hal tersebut bukan barang langka bagi penyewa kost atau apartemen yang menggunakan jasa Rukita.

4. Memaksimalkan Profit Bagi Pemilik Properti

Selain masalah sulitnya mencari kost atau apartemen berstandar baik, kendala lain juga dialami masyarakat kota terutama mereka para pemilik properti.

Saat ini, tak jarang pemilik properti di kota kesulitan menggunakan atau mengelola asetnya. Hal ini membuat banyak pemilik rumah atau apartemen yang akhirnya harus menjual murah huniannya. Sudah dijual murah, hunian tersebut juga belum tentu laku dalam waktu cepat.

Kesulitan para pemilik hunian ini sebenarnya bisa diatasi jika mereka pintar melihat peluang. Sebagai contoh, alih-alih dijual, rumah atau apartemen yang dimiliki sebenarnya bisa dialihfungsikan menjadi kost atau disewakan. Dengan begitu, pemilik properti tak akan kehilangan asetnya, dan bisa mendapat pemasukan tambahan dari uang sewa setiap bulan.

Masalahnya, tak banyak pemilik properti yang mengerti dan mau memasarkan asetnya untuk dijadikan kost atau apartemen sewa. Padahal, menggunakan Rukita, mereka bisa menyewakan propertinya dengan mudah dan aman.

Selain membantu memasarkan properti lewat berbagai jalur marketing, Rukita juga menawarkan layanan manajemen kost dan manajemen penghuni, sehingga pemilik kost tidak perlu dipusingkan dengan operasional kostnya sehari-hari. Bisnis kost dibantu kelola oleh Rukita, dan pemilik kost tinggal terima profit setiap bulan.

Hal tersebut dimungkinkan karena platform ini memiliki fitur RuManage, yang membuat tuan tanah bisa secara mudah memantau pengelolaan properti dari gawai, melihat data total kamar, jumlah tenant yang aktif, harga satuan, daftar nama tenant, dan detail lain terkait properti mereka.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rumah "Terburuk" di Komplek Mewah Ini Laku Terjual Rp 28 M!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular