
Mal Lama di DKI Pada Sepi, Pengelola Ungkap Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Geliat pusat perbelanjaan selama pandemi Covid-19 mengalami penurunan cukup dalam, terlihat dari sepinya mal-mal lama yang dulu berjaya. Di Jakarta, pusat alat elektronik seperti ITC Roxy dan Mall Ambassador sempat mengalami masa kejayaan, namun nasibnya kini cenderung lebih sepi.
ITC Division Head Sinar Mas Land Christine N. Tanjungan mengungkapkan bahwa geliat pusat perbelanjaan memang tidak seperti sebelum pandemi, dimana kala itu orang lebih berani keluar rumah. Akibat sepinya kunjungan, modal kerja pun ikut-ikutan terpengaruh.
"Bicara okupansi pedagang yang berdagang, pasti belum bisa kembali seperti dulu sebelum pandemi, belum bisa kembali karena banyak sebab. Karena pandemi sendiri mungkin ada yang memang modal kerja hilang, habis karena dia nggak bisa beroperasi, cost keluar, bisa juga dia nggak buka toko," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/1/22).
Kondisi itu diperparah dengan berubahnya model bisnis saat ini dan beberapa tahun lalu. Dulu, banyak pedagang yang lebih mengandalkan penjualan secara offline atau bertemu secara langsung.
"Tapi ada juga yang membuka toko tapi bisnisnya secara online. Dia punya toko, biasa buka banyak karena namanya pusat belanja dia ingin punya banyak toko dimana pengunjung jalan ketemu toko dia juga," sebutnya.
Kini kondisinya berbeda, banyak orang yang lebih mengandalkan pembelian secara online. Alhasil, toko juga harus bisa beradaptasi.
"Tapi bisnis berubah karena digitalisasi, ada orang yang jual offline, ada online, jadi ada banyak pemilik yang dia banyak toko kurangi jumlah tokonya karena dia bisa jualan tanpa display terlalu banyak tempat," sebutnya.
![]() Warga melintasi ruko yang bertulisan "Dijual" yang ditempelkan di ruko kawasan ITC Roxy, Jakarta, Kamis (2/9/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) |
Khusus mal seperti ITC Roxy dan Mall Ambassador yang lebih banyak menjual handphone, karakteristik pembeli pun berbeda dengan pembeli dari barang lainnya.
"Produk HP bisa belanja dengan melihat spesifikasi, kemudian komentar toko yang ada, kalau komen positif bintang banyak, mungkin orang akan pilih belanja secara online karena spesifikasi jelas. Beda dengan produk fashion dimana orang perlu pegang, melihat jadi memang ada pengaruh transformasi orang belanja online," sebutnya.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mal Legendaris Jakarta Pada Sepi, Ternyata Sejak Lama!