Wah! Vaksin Covid Semprot Hidung Mulai Diuji ke Manusia

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
12 August 2021 15:25
FILE - In this May 25, 2020, file photo, a lab technician extracts a portion of a COVID-19 vaccine candidate during testing at the Chula Vaccine Research Center, run by Chulalongkorn University in Bangkok, Thailand. As the race for a vaccine against the new coronavirus intensifies, many rich countries are rushing to the front of the line by placing advance orders for the inevitably limited supply to guarantee their citizens are immunized first.  (AP Photo/Sakchai Lalit, File)
Foto: Ilustrasi Kandidat Vaksin Covid-19 (AP/Sakchai Lalit)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada kemungkinan vaksin Covid-19 tidak disuntikkan ke tubuh tetapi disemprot lewat hidup (spray). Hal ini mulai diujicobakan Thailand tahun ini.

Pejabat pemerintah Thailand mengatakan uji coba dilakukan setelah melihat hasil menjanjikan pada pengujian dengan menggunakan tikus. Ujicoba ini menggunakan dua vaksin virus corona yang dikembangkan di Thailand.

Vaksin tersebut dikembangkan oleh Pusat Nasional untk Rekyasa Genetika dan Bioteknologi. Wakil juru bicara pemerintah Ratchada Thandirek mengatakan vaksin-vaksin itu berdasarkan adenovirus dan influenza, dikutip dari Reuters, Kamis (12/8/2021).

Ratchada menambahkan uji coba akan menguji perlindungan vaksin pada varian Delta, yang telah menyebar pesat di berbagai negara di dunia.

Dia menambahkan, tahapan uji coba pada manusia harus dimulai akhir tahun ini. Serta juga menunggu persetujuan dari regulator makanan dan obat Thailand.

Sedangkan tahapan kedua uji coba direncanakan pada Maret 2022. Jika menunjukkan hasil yang bagus, pemerintah merencanakan produksi dalam penggunaan lebih luas dilakukan pada pertengahan tahun depan juga.

Penelitian vaksin dengan semprotan pada hidung diketahui memang dilakukan di negara seluruh dunia. Tujuannya membantu mencegah dan mengobati Covid-19, mengingat juga lapisan hidung diidentifikasi jadi titik masuk utama virus.

Sementara itu Thailand juga melakukan uji coba pada beberapa vaksin lain yang dikembangkan di dalam negeri. Ada vaksin mRNA dari Universitas Chulalongkorn dan inactivated virus dikembangkan oleh Universitas Mahidol.

Kedua vaksin itu direncanakan akan memulai uji coba pada manusia tahapan kedua di bulan ini.

Sejauh ini, program vaksinasi di Thailand masih menggunakan vaksin import. Negara itu mengandalkan suntikan dari Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm.

Vaksin Pfizer-BioNTech juga digunakan di Thailand, namun sebagai suntikan dosis ketiga pada pekerja medis di garis terdepan. Tenaga kesehatan itu sebelumnya telah disuntik dua dosis vaksin Sinovac.

Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul ada 32,5 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang diterima pada tahun ini. Jumlah itu terdiri dari 30 juta dosis yang disumbangkan oleh Amerika Serikat. Sebagai informasi 6,8% populasi Thailand yang lebih dari 66 juta orang telah mendapatkan dua dosis vaksin.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Was-was Soal Safety, Thailand Pakai Vaksin AstraZeneca

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular