Ini Vaksin Moderna yang Diklaim Paling Ampuh Lawan Delta

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
12 August 2021 10:50
A Palestinian medic displays a vial of the Moderna COVID-19 vaccine, at the health ministry, in the West Bank city of Bethlehem, Wednesday, Feb. 3, 2021. The Palestinian Authority has administered its first known coronavirus vaccinations after receiving several thousands of doses of the Moderna vaccine from Israel. The Pfizer-BioNTech and AstraZeneca vaccines will be provided in the coming weeks through COVAX, a World Health Organization program designed to help poor countries acquire vaccines. (AP Photo/Nasser Nasser)
Foto: Vaksin Moderna COVID-19. (AP Photo/Nasser Nasser)

Jakarta CNBC Indonesia - Dua laporan yang diunggah di medRxiv mengungkapkan jika vaksin Moderna ampuh melawan varian Delta dibandingkan vaksin Pfizer-BioNTech. Penelitian itu dilakukan di Amerika Serikat dan Kanada.

Penelitian pertama di Mayo Clinic Health System AS dengan melibatkan 50.000 pasien. Tim peneliti menemukan efektivitas vaksin Moderna menurun dari 86% menjadi 76%, sementara dalam periode yang sama Pfizer-BioNTech juga mengalami penurunan menjadi 42% dari 76%.

Pada penelitian lainnya dengan menggunakan peserta dari penghuni panti jompo di Ontario, Kanada. Ditemukan jika respon kekebalan lebih kuat ada pada vaksin Moderna daripada vaksin Pfizer-BioNTech.

Untuk mengenal lebih jauh soal vaksin Moderna ini, berikut beberapa faktanya, dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Kamis (12/8/2021):

Platform mRNA

Moderna merupakan vaksin dengan platform mRNA, taitu metode rekayasa genetika yang membuat tubuh bisa mendeteksi sebuah virus masuk. Platform tersebut berbeda dengan inactivated virus, yaitu virus dilemahkan atau dimatikan dan baru disuntikan pada tubuh agar mengenali virus.

Efikasi 94,1 Persen

Moderna sendiri sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada awal Juli lalu. Vaksin itu memiliki tingkat efikasi yang berbeda pada sejumlah kelompok usia.

Pada kelompok usia 18-65 tahun, efikasi Vaksin menunjukkan 94,1%, sedangkan di atas 65 tahun efikasi nya 86,4%.

Dua Kali Suntikan

Sama seperti beberapa vaksin lainnya, vaksin mRNA ini digunakan dengan dua kali suntikan. Keduanya berjarak satu bulan.

"Vaksin mRNA menggunakan imunisasi SARS CoV-2 berusia 18 tahun ke atas injeksi inframuskular 0,5 mili, 2 kali suntikan satu bulan," kata Kepala BPOM, Penny Lukito dalam Konferensi Pers beberapa waktu lalu.

Butuh Lemari Pendingin Minus 20 Derajat

Penempatan vaksin pun berbeda dengan vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Keduanya disimpan dalam lemari pendingin suhu 2-8 derajat celcius. Sementara vaksin Moderna diletakkan dalam lemari pendingin khusus dengan temperatur minimal minus 20 derajat.

Efek Samping

Saat pengumuman EUA untuk Moderna, Penny menjelaskan efek samping vaksin masih dalam grade 1 dan 2 atau masih bisa diatasi. Efek sampingnya berupa nyeri otot, kelelahan hingga sakit kepala.

Sementara itu, Centers for Disease Control and Prevention atau CDC AS dalam laman resminya mencatat kemungkinan efek samping. Misalnya di lengan tempat suntikan ada rasa sakit, kemerahan, dan bengkak.

Sedangkan pada seluruh tubuh adalah kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, panas-dingin, demam, dan mual. CDC juga mencatat jika efek samping terjadi dalam 1-2 hari setelah mendapatkan vaksin dan akan hilang dalam beberapa hari, ini menjadi tanda normal tubuh membangun perlindungan.

Jadi Vaksin Booster Nakes di Indonesia

Di Indonesia, vaksin Moderna digunakan sebagai dosis ketiga untuk para tenaga kesehatan. Mereka diketahui sudah mendapatkan dua dosis vaksin Sinovac yang diberikan awal tahun ini.

Kepastian nakes mendapatkan vaksin Moderna sebagai suntikan booster juga diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu. Dia juga a menegaskan vaksin ini bisa segera disuntikkan pada nakes karena mereka ada di Garda terdepan memerangi pandemi.

"Saya tahu banyak yang ingin mendapatkan booster ketiga. Tolong berikan itu kepada tenaga kesehatan yang harus berjuang mati dan hidup dalam peperangan dalam pandemi ini," ungkapnya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perbandingan Vaksin Pfizer & Moderna Lawan Covid Varian Delta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular