Wah! Korsel Sebut Vaksin Astrazeneca & Pfizer Ampuh 86%

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
05 May 2021 14:47
Dokter memperagakan proses vaksinasi saat simulasi pemberian vaksin di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). Pemerintah Kota Depok akan menggelar simulasi pemberian vaksin corona. Pemberian vaksin idealnya sebanyak 60 persen dari jumlah penduduk Kota Depok. Adapun yang hadir bukanlah warga sungguhan yang hendak divaksin. Hanya perwakilan dari Pemkot Depok saja. Terdapat sejumlah tahapan alur yang akan diterapkan Pemerintah Kota Depok dalam pemberian vaksin. Orang yang masuk dalam kriteria mendapat vaksin akan diundang untuk datang ke puskesmas. Nantinya mereka duduk di ruang tunggu dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka kemudian menunggu giliran dipanggil petugas. Setelah itu masuk ke ruangan untuk disuntik vaksin. Orang yang telah divaksin akan diregistrasi petugas guna memantau perkembangannya secara berkala.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Korea Selatan (Korsel) merilis hasil penelitian mengenai keampuhan vaksin Covid-19 buatan Astrazeneca dan Pfizer setelah suntikan pertama. Kedua vaksin itu diketahui memiliki tingkat keampuhan cegah infeksi Covid-19 di atas 85% pada dosis pertama.

Data Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) menunjukkan vaksin Pfizer, yang dikembangkan bersama oleh BioNTech, 89,7% efektif dalam mencegah infeksi setidaknya dua minggu setelah dosis pertama diberikan, sedangkan suntikan AstraZeneca efektif 86,0%.

Analisisnya didasarkan pada lebih dari 3,5 juta orang di Korea Selatan yang berusia 60 tahun ke atas selama dua bulan dari 26 Februari dan termasuk 521.133 orang yang menerima dosis pertama suntikan Pfizer atau AstraZeneca.

"Ada 1.237 kasus Covid-19 dalam data dan hanya 29 dari kelompok yang divaksinasi," kata KDCA, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (5/5/2021).

"Hal ini terbukti bahwa kedua vaksin memberikan perlindungan yang tinggi terhadap penyakit setelah dosis pertama. (Orang) harus mendapatkan vaksinasi penuh sesuai jadwal yang direkomendasikan, karena tingkat perlindungan akan meningkat setelah dosis kedua," katanya.

Penemuan ini muncul saat Negeri Ginseng berupaya untuk meningkatkan partisipasi dalam upaya imunisasi setelah laporan tentang potensi masalah keamanan membuat beberapa orang enggan mendapatkan vaksinasi.

"Sekitar 95% orang yang meninggal akibat virus korona di negara kami adalah warga lanjut usia berusia 60 tahun atau lebih, dan vaksin akan menurunkan risiko secara tajam bagi orang-orang itu," kata pejabat kementerian kesehatan Yoon Tae-ho.

Tae-ho Yoon mengatakan kemungkinan efek samping termasuk pembekuan darah "sangat rendah" dan sebagian besar dapat disembuhkan.

Korsel sejauh ini telah memvaksinasi 6,7% dari 52 juta penduduknya yang kuat, tetapi telah menetapkan target yang ambisius untuk memberikan suntikan kepada 70% penduduknya pada bulan September dan mencapai kekebalan kawanan pada November.

Mulai Rabu, warga yang telah divaksinasi penuh dan menunjukkan tes Covid-19 negatif dan tidak ada gejala akan dibebaskan dari karantina wajib selama dua minggu setelah mereka kembali dari perjalanan ke luar negeri, untuk mendorong lebih banyak vaksinasi.

KDCA melaporkan 676 kasus Covid-19 baru pada Selasa (4/5/2021) malam, menjadikan total infeksi di negara itu menjadi 124.945, dengan 1.847 kematian.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! 1,5 Juta Vaksin Pfizer & 450 Ribu AstraZenaca Tiba di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular