
Facebook Ngamuk ke Apple, Apa Dampaknya ke Pengguna?

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan terjadi antara Facebook dan Apple. Hal tersebut dengan pembaruan software iOS 14.5 yang akan dirilis minggu ini.
Dengan pembaruan tersebut, akan ada fitur App Tracking Transparency. Fitur tersebut yang memaksa pengembang aplikasi untuk secara eksplisit meminta izin pengguna menggunakan IDFA (Identified for advertiser), dikutip dari BBC, Senin (26/4/2021).
Sebagai informasi, IDFA merupakan pengenal perangkat unik di iPhone dan iPAd. Perusahaan yang menjual iklan mobile, termasuk Facebook menggunakan IDFA untuk menargetkan iklan dan memperkirakan keefektifannya.
IDFA dapat juga dipasangkan dengan teknologi lain. Misalnya piksel atau cookies pelacakan Facebook yang akan mengikuti pengguna saat berselancar di dunia maya, untuk dipelajari lebih lanjut.
Tentu dengan pembaruan ini membuat Facebook tak senang. Sebab menurut raksasa media sosial, pembaruan tersebut akan memotong pendapatan yang diperoleh jaringan iklannya.
Lalu menurut Facebook, pihak paling berdampak adalah bisnis kecil. Perusahaan tersebut juga mengatakan pembagian data dengan pengiklan merupakan kunci untuk pengalaman lebih baik bagi pengguna.
Facebook juga menuding Apple munafik, karena akan memaksa bisnis untuk mengubah cara mendapatkan pendapatan ke langganan dan pembayaran dalam aplikasi. Di sana lah Apple akan mendapatkan potongan.
Sama seperti sebelumnya saat berada di bawah tekanan, Facebook melakukan serangan humas. Perusahaan mengeluarkan iklan di surat kabar nasional Desember lalu, menampilkan bisnis kecil berbicara soal bagaimana selama pandemi mereka bertahan karena iklan bertarget.
Namun dalam blog terbarunya, Facebook tampak sudah menerima perubahan. Perusahaan menjanjikan akan ada pengalaman berikan baru dan protokol pengukuran.
Hubungan dengan Pengguna
Data menjadi sangat penting saat ini, dan banyak aplikasi yang mengumpulkannya. Laporan Apple menyebutkan rata-rata aplikasi mencakup enam pelacak pihak ketiga yang mengumpulkan dan membagikan data pengguna.
Bahkan sejumlah aplikasi dikatakan meminta akses kepada lebih banyak data daripada yang dibutuhkan. Misalnya Tiktok yang digugat oleh mantan Komisioner anak-anak Inggris karena mengumpulkan banyak data anak-anak.
Konsultan Teknologi, Max Kalmykov mengatakan jika pengiklan harus menyiapkan untuk era periklanan digital berikutnya yang akan berfokus pada privasi.
Kemungkinan akan termasuk iklan kontekstual misalnya terkait fashio hanya akan ada di website iklan. Bukan mengikuti pengguna ke seluruh web.
Apple menyebutkan mendukung industri iklan. Produsen iPhone itu memperkenalkan tools gratis untuk pengiklan mengetahui suksesnya sebuah kampanye tanpa membuka identitas masing-masing pengguna.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terbongkar! Alasan Sebenarnya Facebook Jengkel ke Apple