RI Harus Belajar dari Meledaknya Kasus Covid di India!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
14 April 2021 06:50
Masyarakat India menyelenggarakan festival keagamaan ditengah pandemi Covid-19. (AP/Karma Sonam)
Foto: Masyarakat India menyelenggarakan festival keagamaan ditengah pandemi Covid-19. (AP/Karma Sonam)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia harus belajar dari India. Saat ini negara Bollywood itu menghadapi gelombang kedua pandemi dan jumlah kasus infeksi melonjak dalam beberapa minggu terakhir.

Bahkan India mengalahkan Brazil dan duduk jadi negara dengan kasus positif Covid-19 terbesar kedua dunia saat ini. Per Selasa lalu, total infeksi di India mencapai 13,87 juta kasus, dikutip dari Worldometer, Rabu (14/4/2021).

Sementara itu AS menjadi negara peringkat pertama untuk kasus positif terbanyak, yakni dengan jumlah 32,06 juta kasus.

Di India dalam beberapa minggu terakhir mulai membuat kegiatan dan massa pun mulai terlihat mengumpul. Misalnya festival keagamaan dan kampanye politik untuk pemilihan umum negara bagian.

Di sana terlihat banyak masyarakat yang mengikuti kegiatan tanpa masker dan menjaga jarak (social distancing).

Melansir CNBC Internasional, Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan menuding masyarakat dan kelalaiannya tidak melaksanakan dua hal protokol kesehatan itu jadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di negara itu.

Masyarakat juga mulai 'seenaknya' di publik. Imbauan pemerintah untuk melakukan protokol kesehatan banyak yang tidak dilakukan oleh masyarakat.

Hal ini juga diakui Rohit, 28 tahun yang bekerja sebagai pelayan restoran populer di Mumbai dan pindah ke Punjab untuk pekerjaan. Dia mengisahkan saat masyarakat diminta menggunakan masker, maka mereka akan melakukan tindakan kasar.

"Tidak ada yang mengikuti aturan di restoran ... Jika kita memberi tahu pelanggan untuk memakai masker, mereka akan bertindak kasar dan tidak menghormati kami," jelasnya.

Menurut profesor di Universitas Jawaharlal Nehru, New Delhi, Rajib Dagupta, seluruh India telah berpuasa diri dengan mengizinkan pertemuan. Diapun mengakui jaga jarak juga sudah tidak terlihat lagi.

"Seluruh negeri telah berpuas diri, kami mengizinkan pertemuan sosial, agama, dan politik. Tidak ada lagi yang mengantre (dengan menjaga jarak)," kata Rajib kepada AFP.




(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gigi Copot Jadi Gejala Corona Terbaru, Benarkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular