
Pelajaran Bagi RI, Ini Penyebab Kasus Covid Meledak di India

Jakarta, CNBC Indonesia - India kini menjadi negara dengan kasus positif Covid-19 terbesar kedua di dunia mengalahkan Brasil karena lonjakan infeksi dalam beberapa minggu terakhir. Lonjakan tersebut harus menjadi pembelajaran bagi Indonesia.
Berdasarkan Worldometer, Senin (12/4/2021), total infeksi Covid-19 di negeri Bollywood menembus 13,53 juta kasus mengalahkan Brasil yang sebelumnya berada di peringkat kedua sebanyak 123,48 juta kasus. Peringkat pertama masih dipegang Amerika Serikat (AS) sebanyak 31,92 juta kasus.
Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan dilaporkan menyalahkan gelombang kedua infeksi dan kurangnya komitmen warga untuk memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial sebagai penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di India, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (14/4/2021).
Dalam beberapa pekan terakhir masyarakat India menyelenggarakan festival keagamaan, kampanye politik pada pemilihan umum negara bagian dan banyak warga yang mengikuti aktivitas ini tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak.
"Seluruh negeri telah berpuas diri, kami mengizinkan pertemuan sosial, agama, dan politik," ujar ujar Rajib Dasgupta, profesor di Universitas Jawaharlal Nehru, New Delhi, kepada AFP. "Tidak ada lagi yang mengantre (dengan menjaga jarak)."
Imbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan pun banyak tak diacuhkan masyarakat India. Salah satunya dikisahkan Rohit, 28 tahun, seorang pelayan di restoran populer Mumbai yang pindah ke negara bagian Punjab untuk bekerja.
"Tidak ada yang mengikuti aturan di restoran ... Jika kita memberi tahu pelanggan untuk memakai masker, mereka akan bertindak kasar dan tidak menghormati kami," terang Rohit.
Lonjakan kasus yang tinggi ini telah membuat rumah sakit tertekan. Persediaan tempat tidur menipis dan terjadi kenaikan permintaan akan obat remdesivir. Hal inilah yang membuat India mengembargo ekspor remdesivir ke luar India.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bertambah 4.461 Kasus, Awas! Covid RI Dekati 1,5 Juta Kasus