
Menkes Ungkap Alasan Terjadinya Rebutan Vaksin Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap negara di dunia kini sedang berlomba untuk melakukan vaksinasi untuk menghentikan infeksi vaksin Covid-19 dan hidup kembali normal. Hal ini juga memicu rebutan vaksin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan rebutan vaksin Covid-19 terjadi karena besarnya kebutuhan sementara kapasitas produksi terbatas. Dibutuhkan 11 miliar dosis vaksin Covid-19 untuk disuntikkan ke 70% penduduk dunia.
"Sementara kapasitas produksi vaksin antara 3-4 miliar dosis vaksin. Memang terjadi rebutan yang sangat tinggi sehingga strategi kita dari awal memutuskan empat merek dari empat negara. Sinovac (China), AstraZeneca (Inggris), Novavax (AS dan Kanda), dan Pfizer (AS dan Jerman," ujarnya dalam Rapat bersama Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan, BPOM, dan Bio Farma, Kamis (8/4/2021).
Faktor kedua adanya nasionalisasi vaksin Covid-19. Hal ini sudah terlihat sejak awal. Hal ini dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang sejak awal tidak mengizinkan produksi vaksin di negara tersebut di ekspor keluar negeri.
"Kendalanya kini ada di India. Di sana terjadi kenaikan angka infeksi Covid-19 yang tinggi sehingga India merasa memiliki hak menahan vaksin yang diproduksi di negara itu sama seperti yang diterapkan negara lain seperti AS dan Inggris. Mereka mau untuk warganya dulu meski sudah ada perjanjian dengan GAVI," terangnya.
(roy/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Akhiri Pandemi, RI Butuh 426 Juta Vaksin Covid-19