Demi IPO, Grab Sepakat Merger dengan Perusahaan SPAC

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
13 April 2021 21:50
A woman passes a Grab signage at their office in Singapore September 23, 2016. REUTERS/Edgar Su  - RTSP2AJ
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan ride-hailing dan layanan pesan-antar di Asia Tenggara, Grab Holdings, menyetujui merger dengan Altimeter Growth Corp yang berbasis di AS pada hari Selasa (13/4/).

Melansir Reuters, Selasa (13/4/2021) kesepakatan tersebut membuat nilai ekuitas akan ada di level US$ 39,6 miliar atau setara dengan Rp 530 triliun.

Penggabungan kedua perusahaan tersebut menjadi kesepakatan bisnis terbesar untuk perusahaan cek kosong. Ini menjadi pertanda bahwa euforia di Wall Street masih berlanjut karena perusahaan cek kosong tersebut telah menggalang dana sebesar US$ 99 miliar di Amerika Serikat sampai saat ini, setelah memecahkan rekor US$ 83 miliar pada tahun 2020.

Perjanjian akuisisi tersebut juga disoroti oleh investor besar lainnya termasuk BlackRock, Fidelity International, Janus Henderson Investors, dan Temasek Holdings. Perjanjian dengan perusahaan cek kosong yang didanai oleh Altimeter Capital juga mencakup investasi sebesar US$ 4 miliar dari 4 investor tersebut.

Penawaran tersebut diawali dengan penyertaan Altimeter Capital sebesar US$ 750 juta. Transaksi ini akan memberikan Grab uang tunai sebesar US$ 4,5 miliar. Grab mengatakan keputusannya untuk menjadi perusahaan publik didorong oleh kinerja keuangan yang kuat pada tahun 2020, meskipun terjadi pandemi.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Grab akan mengumumkan kesepakatan tersebut pada hari Selasa. Kesepakatan untuk Grab, yang bernilai lebih dari US$ 16 miliar tahun lalu, akan menjadi kemenangan besar bagi investor sebelumnya seperti SoftBank Group Corp dan Didi Chuxing dari China.

Transaksi yang diusulkan, yang telah disetujui oleh dewan direksi Grab dan Altimeter Growth, diharapkan akan ditutup dalam beberapa bulan ke depan sesuai dengan persetujuan pemegang saham.

Sebelumnya, Grab menarik perhatian global pada tahun 2018 ketika mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara setelah perjuangan selama lima tahun yang memakan banyak biaya dan sebagai gantinya mengambil saham di perusahaan tersebut.

Dilaporkan juga pada bulan Januari bahwa Grab mengincar untuk bisa menjadi perusahaan listing di Amerika Serikat. Transaksi yang disepakati Grab akan melampaui kesepakatan senilai US$ 24 miliar dari pembuat kendaraan listrik Lucid Motors dengan SPAC pada bulan Februari.

Sementara itu, dengan operasi di delapan negara dan 398 kota, Grab sudah menjadi perusahaan rintisan paling berharga di Asia Tenggara. Memanfaatkan bisnis ride-hailing yang dimulai pada tahun 2012, perusahaan telah beralih ke pengiriman makanan dan bahan makanan, layanan kurir, pembayaran digital, dan sekarang mendorong asuransi dan pinjaman di wilayah berpenduduk 650 juta orang.

Pencatatan ini akan memberi Grab kekuatan ekstra di pasar utamanya, Indonesia, di mana saingannya yaitu Gojek hampir menyelesaikan merger dengan Tokopedia. Grab, yang pendapatan bersihnya melonjak 70% tahun lalu, belum menghasilkan keuntungan, tetapi mengharapkan segmen terbesarnya, bisnis pengiriman makanan, mencapai titik impas pada akhir 2021, karena lebih banyak konsumen beralih ke pengiriman makanan online setelah pandemi.


(yun/yun)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Grab Gelontorkan Rp 3,9 T untuk GrabForGood

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular