Pasokan Seret, Ini 4 Strategi Menkes Amankan Vaksin Covid RI

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
09 April 2021 19:52
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan vaksin Covid-19 di dunia sedang terganggu dengan berbagai macam masalah, termasuk di Indonesia. Pemerintahpun memiliki strategi untuk mengamankan pasokan untuk program vaksinasi tanah air.

Pertama dengan bernegosiasi bersama GAVI dan juga AstraZeneca yang mengirimkan vaksin dalam dua jalur yakni multilateral dan bilateral.

Sebelumnya GAVI menjanjikan mengirimkan vaksin AstraZeneca gratis ke negara-negara miskin termasuk Indonesia. Namun karena produsen vaksin, India melakukan embargo jadi pasokan pun harus terhambat. Indonesia harus kehilangan 10 juta dosis vaksin.

"Kita bernegosiasi keras dengan yang ada sebelumnya. Kita bicara dengan GAVI kamu sudah janji segini tolong dipenuhi janjinya. Saya tahu ada kesulitan tolong dicarikan solusinya jangan problem dilepas ke kita karena bukan salah kita," kata Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, dikutip Jumat (9/4/2021).

Pembicaraan dengan GAVI sudah menuliskan surat pada afiliasi lembaga yakni WHO. Budi menuturkan juga berencana melakukan percakapan melakukan video conference membahas pasokan vaksin.

Hal yang sama juga akan dilakukan pada pihak AstraZeneca yang melalui bilateral. Budi memahami peerusahaan memiliki masalah, namun meminta juga menjaga komitmen pada Indonesia.

Diskusi bersama AstraZeneca dilakukan sampai tingkat menteri. Namun dia juga tak menutup kemungkinan melakukannya sampai antar kepala negara.

"Tolong dijaga komitmennya karena nanti merembet-rembet ke kita. Kita menjaga supply yang ada kita jaga mati-matian. Sampai AstraZeneca kita sudah sampai level tingkat menteri kalau perlu bisa antar kepala negara,' ujarnya.

Strategi lain melalui program vaksin gotong royong yang dipimpin BUMN dan juga Kadin. Jumlah vaksin pun lebih banyak dan berasal dari berbagai perusahaan seperti Sinopharm dan Sputnik.

"Jumlah vaksinnya banyak. Beberapa masuk ke BPOM berkembang terus jumlahnya. Ini bisa mengisi Bio Farma 15 juta Sinopharm, sudah bicara dengan Sputnik," kata dia.

Selain itu juga mencari cadangan 100 juta dosis. Salah satu kemungkinannya pada Pfizer yang berasal dari AS dan ke China bila dari GAVI dan AstraZeneca bermasalah.

Terakhir adalah melalui sumber lain di AS. Selama ini AS menutup diri dan tidak memperbolehkan vaksin buatan negara tersebut dikirim keluar.

Menurut Budi, Indonesia sudah mulai melakukan diplomasi dengan pemerintah AS terkait masalah vaksin ini.

"Keempat sumber lain di AS. AS yang selama ini belum membuka diri dengan kecepatan vaksinasi ada kemungkinan mereka sudah sempat melontarkan kalau sudah, buka diri kalau sudah selesai. Kita sudah mulai diplomasi dengan AS," ungkap Budi.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terungkap! Akhiri Pandemi, RI Butuh 426 Juta Vaksin Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular