
Prancis "Ajak Ribut" Rusia Soal Vaksin Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Prancis pada hari Jumat (26/3/2021) menuduh Rusia menggunakan vaksin Sputnik V sebagai alat untuk menyebarkan pengaruh dan pesan Moskow daripada sebagai cara untuk melawan krisis kesehatan global bernama Covid-19.
"Dalam hal bagaimana pengelolaannya, itu (vaksin Sputnik V) lebih merupakan sarana propaganda dan diplomasi agresif daripada sarana solidaritas dan bantuan kesehatan," kata Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian kepada radio France Info sebagaimana dilaporkan AFP.
Jean-Yves Le Drian menambahkan baik Rusia dan China menggunakan vaksin mereka untuk mendapatkan pengaruh di luar negeri "bahkan sebelum memvaksinasi populasi mereka sendiri".
Lebih lanjut, menteri tersebut mengatakan Rusia telah mengumumkan "dengan banyak perhatian media" bahwa mereka akan mengirimkan 30.000 dosis vaksin ke Tunisia.
"Tetapi inisiatif COVAX yang didukung PBB telah mengirimkan 100.000 dosis ke negara Afrika utara itu, dengan 400.000 lagi akan datang pada Mei," katanya.
"Seperti itulah kerja solidaritas yang nyata, itulah kerja sama kesehatan yang sejati."
Rusia mendaftarkan Sputnik V pada bulan Agustus, menjelang uji klinis skala besar, memicu kekhawatiran di antara banyak ahli atas proses jalur cepat.
Ulasan selanjutnya sebagian besar positif, dengan hasil penerbitan jurnal medis terkemuka The Lancet menunjukkan itu aman dan lebih dari 90% efektif.
Badan Obat-obatan Eropa (EMA) bulan ini meluncurkan tinjauan bergulir terhadap Sputnik V, sebuah langkah kunci agar disetujui sebagai suntikan virus korona non-Barat pertama yang digunakan di seluruh blok.
Vaksin ini sebelumnya telah mendapat banyak kecaman di negara-negara Barat, sementara Presiden Vladimir Putin telah menganggap skeptisisme ini sebagai hal yang "aneh".
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Mulai Vaksinasi, Kok Putin Belum Disuntik Vaksin Covid?
