Rusia Mulai Vaksinasi, Kok Putin Belum Disuntik Vaksin Covid?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
18 December 2020 07:01
Russian President Vladimir Putin gestures while speaking during a meeting with business community in the Kremlin in Moscow, Russia, Wednesday, Dec. 25, 2019. (Alexander Nemenov/Pool Photo via AP)
Foto: Vladimir Putin (Alexander Nemenov/Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Vladimir Putin sudah memerintah vaksinasi massal warga Rusia menggunakan vaksin Sputnik. Namun dirinya belum disuntik vaksin Covid-19.

Berbicara pada konferensi pers tahunan Desember, Kamis (17/12/2020) waktu setempat, Putin mengimbau masyarakat Rusia untuk mengambil vaksin Sputnik V. Ia juga mengungkapkan akan segera mendapatkan suntikan vaksin segera setelah dia bisa.

"Para ahli kesehatan kami mengatakan vaksin ... dimaksudkan untuk orang-orang dengan usia tertentu .. orang-orang seperti saya belum diizinkan untuk mengambil vaksin," ujar Vladimir Putin seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (18/12/2020).

"Saya adalah warga negara yang taat hukum da saya selalu mendengar apa yang dikatakan oleh ahli kesehatan kami. Oleh karena itu saya belum diinokulasi, tetapi saya pasti akan melakukannya segera setelah diizinkan."

"Vaksin kami efektif, dan aman, saya tidak melihat alasan kenapa harus takut disuntik vaksin," ujar Putin, seraya menambahkan prioritas Rusia sekarang adalah memvaksinasi warganya sendiri dan akan membangun kapasitas produksinya untuk melakukan itu.

Vaksin Sputnik V diberikan kepada relawan berusia 16 tahun hingga 60 tahun. Saat ini Vladimir Putin diketahui berusia 68 tahun sehingga dianggap tidak memenuhi persyaratan.

Russian Direct Investment Fund, yang mendanai vaksin Rusia, mengatakan uji coba vaksin kepada kelompok usia 60 tahun ke atas sedang dilakukan untuk mencari tahun apakah vaksin ini aman dan efisien bagi orang tua.

Kantor berita Rusia Tass melaporkan pada Oktober lalu sekelompok relawan pertama yang berusia 60 tahun ke atas telah divaksinasi dengan Sputnik V Rusia, uji coba ini melibatkan 110 relawan.

Kelompok relawan pertama beranggotakan 28 orang, termasuk orang dengan memiliki penyakit khas lansia, seperti diabetes, hipertensi, dan ginjal kronis. Orang tertua dalam grup itu berusia 82 tahun, Tass melaporkan.

Kepala peneliti Rumah Sakit Klinik Pusat Rusia, Nikita Lomakin, yang memimpin uji coba, dilaporkan mengatakan bahwa tidak ada reaksi negatif yang diamati pada kelompok pertama.

Kemudian pada bulan Oktober, kepala Pusat Penelitian Federal untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya mengatakan orang di atas 60 tahun akan mengembangkan antibodi Covid setelah vaksinasi, tetapi mereka mungkin kurang efektif dibandingkan yang diproduksi oleh orang yang lebih muda.

"Vaksinasi sudah pasti dimulai, sejumlah orang berusia 60, 70, bahkan mungkin 80 telah divaksinasi," kata Alexander Gintsburg dari Gamaleya, Tass melaporkan.

"Kami tidak mengharapkan sesuatu yang luar biasa, tidak akan ada efek samping tambahan, mereka akan mengembangkan antibodi. Satu-satunya hal adalah sejauh mana antibodi akan menetralkan virus: anak muda mengembangkan antibodi dengan sangat baik, sementara orang tua mengembangkan antibodi yang jauh lebih sedikit - lusinan atau bahkan ratusan kali lebih sedikit."


(roy/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin: Vaksin Covid-19 Rusia Aman dan Efektif Lawan Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular