
Vaksin AstraZeneca 'Bermasalah', Ini Respons Kemenkes

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan pihaknya juga ikut memantau perkembangan kasus adanya pembekuan darah usai disuntik vaksin AstraZeneca yang terjadi di Eropa.
Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan penggunaan vaksin AstraZeneca masih menunggu kajian dari BPOM dan Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
"Terkait vaksin AstraZeneca kami masih menunggu juga keputusan dari BPOM dan ITAGI. Mereka sudah rapat meminta data-data terkait efek samping sehingga kami masih meinggu hasil kajian dari mereka," tuturnya seperti dikutip dari YouTube Ombudsman RI, Senin (15/3/2021).
Maxi Rein Rondonuwu menambahkan pemerintah bukan tidak akan menggunakan vaksin AstraZeneca tetapi untuk sementara belum didistribusikan menunggu hasil kajian dari BPOM dan ITAGI.
Pekan lalu BPOM telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (UEA) untuk vaksin AstraZeneca. BPOM menyebut vaksin buatan Oxford University ini efektif 62,1% melawan Covid-19, di atas standar WHO minimum 50%.
Saat ini delapan negara telah menangguhkan peluncuran dan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk program vaksinasi Covid-19 karena adanya laporan pembekuan darah pada beberapa pasien usai disuntik vaksin.
AstaZeneca telah membantah vaksin buatannya meningkatkan risiko pembekuan darah. Menurut mereka tidak ada bukti vaksin itu menimbulkan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, dalam usia tertentu.
Indonesia sudah kedatangan 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca jadi pada awal bulan ini. melalui jalur multilateral melalui COVAX. Pemerintah sendiri berencana untuk membeli 50 juta dosis vaksin.
(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BPOM Beri Alasan Tunda Izin Pakai Vaksin AstraZeneca di RI
