Vaksinnya Disetop Sejumlah Negara, Ini Curhat AstraZeneca

Roy Franedya, CNBC Indonesia
15 March 2021 07:30
Vaksin AstraZeneca. (AP/Christophe Ena)
Foto: Vaksin AstraZeneca. (AP/Christophe Ena)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara memilih menangguhkan sementara (suspensi) pengguna vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca karena adanya kasus pembekuan darah. Produsen vaksin ini pun angka suara.

AstraZeneca Plc mengatakan tidak ada bukti peningkatan risiko pembekuan darah usai disuntik vaksin perusahaan. Ini berdasarkan tinjauan data keamanan orang yang divaksinasi menggunakan vaksin perusahaan.

Tinjauan AstraZeneca, yang mencakup lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Inggris dan Uni Eropa, dilakukan setelah otoritas kesehatan di beberapa negara menangguhkan penggunaan vaksinnya karena masalah pembekuan.

"Peninjauan yang cermat terhadap semua data keamanan yang tersedia dari lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan Vaksin COVID-19 AstraZeneca tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, dalam usia tertentu. kelompok, jenis kelamin, kelompok atau di negara tertentu," ujar perusahaan seperti dikutip dari Reuters, Senin (15/3/2021).

Produsen obat itu mengatakan, sejauh ini 15 peristiwa trombosis vena dalam dan 22 peristiwa emboli paru telah dilaporkan, yang serupa dengan vaksin COVID-19 berlisensi lainnya.

Perusahaan mengatakan pengujian tambahan telah dan sedang dilakukan oleh perusahaan dan otoritas kesehatan Eropa dan tidak ada tuji ulang yang menunjukkan kekhawatiran. Laporan keamanan bulanan akan dipublikasikan di situs web EMA pada minggu berikutnya, kata AstraZeneca.

Sebelumnya otoritas kesehatan di Irlandia, Denmark, Norwegia, Islandia, dan Belanda telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena masalah pembekuan darah, sementara Austria berhenti menggunakan vaksin ini minggu lalu saat menyelidiki kematian akibat gangguan koagulasi.

"Sangat disesalkan sejumlah negara-negara telah menghentikan vaksinasi dengan alasan 'kehati-hatian': berisiko menimbulkan kerugian nyata pada upaya memvaksinasi cukup banyak orang demi memperlambat penyebaran virus, dan untuk mengakhiri pandemi," kata Peter English, pensiunan konsultan pemerintah Inggris dalam pengendalian penyakit menular.

Badan Obat Eropa mengatakan tidak ada indikasi bahwa kejadian itu disebabkan oleh vaksinasi, pandangan yang sama juga diungkapkan Organisasi Kesehatan Dunia WHO pekan lalu.


(roy/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular