Internasional

Ramai Ramalan Buruk soal Bitcoin, dari Dr Doom hingga Yellen

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 February 2021 11:04
bitcoin
Foto: Bitcoin (REUTERS/Benoit Tessier)

Bank of America dan JPMorgan

Analis dari Bank of America juga menyebut bitcoin aset yang bubble. Bahkan dikatakan sebagai "mother of bubble".

"Reli bitcoin belakangan ini bisa jadi merupakan kasus spekulasi mania lainnya. Bitcoin terlihat seperti 'mother of all bubbles'," kata Michael Hartnett, kepala strategi investasi Bank of America, sebagaimana dilansir CNN Business.

FILE PHOTO: A Bank of America sign is displayed outside a branch in Tucson, Arizona January 21, 2011.   REUTERS/Joshua Lott/File Photo                       GLOBAL BUSINESS WEEK AHEADFoto: REUTERS/Joshua Lott
FILE PHOTO: A Bank of America sign is displayed outside a branch in Tucson, Arizona January 21, 2011. REUTERS/Joshua Lott/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD

Hartnett melihat bitcoin yang melesat sekitar 1.000% sejak awal 2019 jauh lebih besar dari kenaikan aset-aset yang pernah mengalami bubble dalam beberapa dekade terakhir. Harga emas yang melonjak 400% di akhir 1970an misalnya, kemudian bursa saham Jepang di akhir 1980an, hingga dot-com bubble di akhir 1990an.

Aset-aset tersebut melesat tiga digit persentase, sebelum akhirnya crash dan jatuh sedalam-dalamnya. Meski demikan, Hartnett tidak memberikan prediksi harga dan hanya menunjukkan jika bitcoin menjadi contoh meningkatnya aksi spekulasi.

JPMorgan dalam catatannya kepada kliennya memperingatkan harga bitcoin kemungkinan akan merosot dari level saat ini. JP Morgan juga mengatakan, saat harga bitcoin meroket lima bulan terakhir, capital inflow ke bitcoin dari investor institusional relatif kecil.

"Dalam pendapat kami, kecuali volatilitas bitcoin menurun cepat, harga saat ini terlihat tidak akan bertahan lama," tulis analis JP Morgan sebagaimana dilansir Businesss Insider.

Menkeu AS Janet Yellen

Sementara itu, Yellen menyebut masih banyak pertanyaan penting soal legitimasi dan stabilitas bitcoin. Ini membuatnya meragukannya.

"Saya tidak berpikir bahwa bitcoin ... akan banyak digunakan sebagai mekanisme transaksi," katanya dalam sebuah konferensi di AS, dikutip dari CNBC International Selasa (23/2/2021).

"Sejauh ini (bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk 'keuangan gelap' (ilegal). Ini adalah cara yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi dan jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut juga sangat mencengangkan."

Janet YallenFoto: reuters
Janet Yallen

Penambangan bitcoin mengharuskan pengguna untuk menyelesaikan persamaan matematika yang kompleks menggunakan pengaturan komputer bertenaga tinggi. Menurut Digicomist, konsumsi listrik yang digunakan dalam proses tersebut meninggalkan jejak karbon tahunan yang sama dengan negara Selandia Baru.

Selain masalah konsumsi, bitcoin juga dianggap sebagai alat bagi mereka yang terlibat dalam sejumlah aktivitas ilegal karena penggunaannya yang sulit dilacak. Lalu ada volatilitas, karena harga mata uang kripto bisa riba-tiba menapai 'puncak' dan lalu tiba-tiba turun terjerembab.

"Ini adalah aset yang sangat spekulatif. Anda tahu saya pikir, orang harus sadar bahwa ini bisa sangat tidak stabil. Saya khawatir tentang potensi kerugian yang dapat diderita investor," kata Yellen.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular