
Dear Mr Biden! China Mohon Sanksi Huawei Cs Segera Dicabut

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri China Wang Yi mendesak Amerika Serikat (AS) untuk membatalkan tarif impor China dan menghapus pembatasan pada sektor teknologi sebagai persyaratan untuk memulihkan hubungan China-AS yang telah rusak.
Wang Yi mengatakan kepada sebuah forum di Beijing pada hari Senin (22/2/2021) bahwa AS harus meninjau kebijakannya jika ingin memperbaikinya setelah kerusakan pada bekas pemerintahan Trump.
"Kami berharap AS akan menyesuaikan kebijakannya secepat mungkin, menghapus tarif tidak masuk akal yang dikenakan pada produk China, dan sanksi sepihak pada perusahaan China dan lembaga penelitian sains, dan penindasan yang tidak masuk akal terhadap teknologi China," kata Wang.
Ia menambahkan bahwa China bersedia bekerja dengan AS dalam pengendalian pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan pemulihan ekonomi global.
"Dengan munculnya dan terungkapnya tantangan global, area di mana China dan Amerika Serikat perlu bekerja sama tidak lebih sedikit, tetapi lebih banyak. Ruang kerja sama tidak lebih sempit, tapi lebih luas. Kedua belah pihak lebih mampu dari sebelumnya dalam mencapai prestasi besar yang bermanfaat bagi negara dan dunia."
Tuntutan Wang ini menyusul komentar Menteri Keuangan AS Janet Yellen pekan lalu bahwa Washington akan mempertahankan tarif untuk saat ini, tetapi akan mengevaluasi bagaimana melanjutkannya setelah tinjauan menyeluruh.
"Kami sedang dalam proses mengevaluasi apa pendekatan kami seharusnya terhadap China, tetapi ada berbagai masalah di mana kami melihat praktik yang tidak adil," kata Yellen kepada CNBC International, mengutip kekhawatiran tentang perilaku China dalam perdagangan, transfer teknologi paksa, dan subsidi kepada industri teknologi tinggi.
Sebelumnya ketegangan antara kedua negara meruncing di bawah pemerintahan Trump, yang berusaha menggunakan pungutan dan daftar hitam untuk mengatasi keluhan bisnis terhadap perusahaan China yang dianggap tidak mengindahkan hak kekayaan intelektual dan terus mendominasi pasar global.
Salah satu perusahaan yang cukup terpuruk akibat pembatasan ini adalah Huawei. Raksasa teknologi itu tidak diizinkan untuk menggunakan beberapa platform seperti Android serta platform lain yang vital dalam pengembangan 5G. Hal ini membuat penjualan ponselnya merosot dan bahkan perusahaan itu dilaporkan sedang fokus mengolah industri Artificial Intelligence (AI) untuk peternakan babi.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye Android! Huawei Akan Pakai OS Buatan Sendiri