Internasional

Xi Jinping Mau Damai ke Biden, Tapi Ada Syaratnya!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
22 February 2021 15:10
FILE - In this Dec. 4, 2013, file photo, Chinese President Xi Jinping, right, shakes hands with then U.S. Vice President Joe Biden as they pose for photos at the Great Hall of the People in Beijing. As Americans celebrate or fume over the new president-elect, many in Asia are waking up to the reality of a Joe Biden administration with decidedly mixed feelings. Relief and hopes of economic and environmental revival jostle with needling anxiety and fears of inattention. The two nations are inexorably entwined, economically and politically, even as the U.S. military presence in the Pacific chafes against China’s expanded effort to have its way in what it sees as its natural sphere of influence. (AP Photo/Lintao Zhang, Pool, File)
Foto: Presiden China Xi Jinping (kanan) berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden (4/12/2020). (AP/Lintao Zhang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilihan Joe Biden sebagai Presiden AS memberikan harapan bagi China. Beijing, sangat ingin hubungan kedua negara membaik setelah rusak di era Donald Trump.

Namun Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menilai setidaknya ada beberapa syarat agar kedua negara bisa akur. Pertama, AS yang baru harus menghentikan "penindasan" terhadap perusahaan teknologi China.

"China ingin AS menghapus tarif dan sanksi terhadap perusahaan dan menghentikan penindasan irasional terhadap kemajuan teknologi China," kata Wang dalam sebuah pernyataan dikutip CNBC International, Senin (22/2/2021).

Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, raksasa telekomunikasi China Huawei terkena sanksi selama Trumo berkuasa. Ini membuat kinerja global perusahaan turun menjadi yang keenam di dunia.

Selanjutnya, Wang juga meminta AS untuk mendukung mahasiswa asal China. Termasuk menghapus batasan pada kelompok budaya China di negara adidaya itu.

Ketegangan antara kedua negara meruncing di bawah pemerintahan Trump sejak 2018. Trump menerapkan tarif dan memasukkan sejumlah perusahaan China dalam daftar hitam.

Meskipun masih belum jelas tindakan pasti apa yang mungkin diambil oleh Presiden AS Joe Biden, ia telah mempertahankan sikap tegas sejak menjabat sekitar sebulan yang lalu. Biden mengatakan kepada sekutu Eropa dalam pidatonya hari Jumat bahwa "kita harus mempersiapkan persaingan strategis jangka panjang dengan China".

Sementara itu, Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan tarif era Trump akan tetap berlaku. Setiap perubahan akan bergantung pada kepatuhan China terhadap komitmen kesepakatan perdagangan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Menang Presiden AS, Perang Dagang Masih Lanjut Saudara!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular