Internasional

Tertangkap Satelit, China Buat Pangkalan Militer Besar di LCS

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 February 2021 07:55
The Vietnamese-claimed Southwest Cay island in the Spratly island group is seen from a Philippine Air Force C-130 transport plane during the visit to the Philippine-claimed Thitu Island by Defense Secretary Delfin Lorenzana, Armed Forces Chief Gen. Eduardo Ano and other officials in disputed South China Sea, western Philippines, Friday, April 21, 2017. The South China Sea issue is expected to be discussed in the 20th ASEAN Summit of Leaders next week. (Francis Malasig, Pool Photo via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - China disebut tengah membangun sebuah pangkalan militer 'besar-besaran' di Laut China Selatan (LCS). Pangkalan itu dibangun di Kepulauan Spratly, 250 kilometer Filipina.

Dalam sebuah laporan perusahaan perangkat lunak geospasial, Simularity, gambar citra satelit menunjukkan ada infrastruktur seperti radar, antena, dan segala sesuatu yang berpotensi menjadi pangkalan militer di Mischief Reef. Ini adalah atol, terumbu karang berbentuk cincin, yang diakui Pengadilan Arbitrase Den Hag milik Filipina namun diduduki China sejak 1995.

Gambar-gambar tersebut menunjukkan ada konstruksi di tujuh area antara Mei 2020 dan Februari 2021.Satu gambar tertanggal 7 Mei 2020 dengan jelas menunjukkan sebidang ruang kosong, yang sekarang ditempati oleh struktur silinder selebar 16 meter.

"Kemungkinan struktur pemasangan antenna," kata lembaga itu ditulis NZ Herald dari siaran Filipina ANC, dikutip Senin (22/2/2021).

Gambar lain juga menunjukkan struktur beton dengan kubah bulat, seperti penutup tahan cuaca yang digunakan untuk melindungi antena radar di dekatnya. Simularity menyatakan ini mungkin merupakan struktur radar tetap.

Sementara bagian lain dari pulau buatan tersebut masih dalam tahap konstruksi. Dari gambar satelit ditunjukkan bahwa ada bangunan yang melingkari lautan yang dibuat.

Belum ada komentar resmi dari pemerintah China maupun Filipina. Sebagaimana diketahui kedua negara, bersitegang di LCS karena klaim wilayah.

Ini juga terjadi antara China dengan sejumlah negara ASEAN lain, seperti Malaysia, Brunei, dan Vietnam. China melalui 'sembilan garis putus-putus' telah mengklaim 90% wilayah LCS, yang membuatnya mendapat protes dari banyak negara.

Sementara itu Dr Jay Batongbacal, Direktur Institute for Maritime Affairs Law of the Sea di Universitas Filipina, mengatakan infrastruktur baru itu mungkin menunjukkan bahwa China sedang melakukan penggalian. China, kata dia menambah banyak peralatan radar di sana.

"Mereka pada dasarnya menambahkan peralatan lensa survei, tampaknya radar," tegasnya dikutip dari media yang sama.

"Penambahan radar baru tampaknya menunjukkan bahwa mereka benar-benar memperluas kemampuan pulau buatan ini. Fakta itu terus berlanjut meskipun semua yang telah terjadi di seluruh dunia, itu benar-benar menunjukkan niat China untuk benar-benar mengembangkan sepenuhnya pulau-pulau buatan ini menjadi pangkalan militer besar-besaran."

Sebelumnya, dalam laporan baru US Naval War College, China juga disebut membangun kota seluas 800 ribu mil persegi di Shansa, Kepulauan Paracel, LCS. Itu setara 1.700 kali New York AS. Pulau itu juga diklaim Vietnam dan Taiwan.

Halaman 2>>

HALAMAN :
1 2

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading