Ramai Soal Perusahaan Cek Kosong, Apa Sih itu?

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
16 February 2021 20:50
Pandu Patria Sjahrir. Ist
Foto: Pandu Patria Sjahrir. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan Cek Kosong atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC) menjadi angin baru untuk perusahaan akan lisiting. Komisaris Bursa Efek Indonesia, Pandu Sjahrir mengatakan jika perusahaan cek kosong itu jadi alternatif funding dan masuk ke pasar modal dunia.

"SPAC jadi angin baru untuk perusahaan mencari alternatif funding dan masuk ke pasar modal dunia," kata Pandu, Selasa (16/2/2021).

Komisaris Utama Sea Group, Induk Usaha Shopee dan Garena itu juga mengatakan jika di Amerika Serikat aktivitas SPAC sudah bisa diterima.

Dia menambahkan jika SPAC jadi alternatif IPO karena lebih cepat dibanding jalur biasa. Perbandingannya dengan SPAC hanya butuh 2-3 bulan untuk IPO namun jalur biasa hingga setengah tahun.

"Kalau untuk IPO biasa memakan waktu 5-6 bulan, SPAC bisa secepat 2-3 bulan. Karena tergantung berapa cepat Anda mengerjakan dari sisi akuisisi, transaksi dan seterusnya. Jadi memang lebih efisien secara waktu," ungkapnya.

Pandu menjelaskan perusahaan yang masuk ke SPAC memiliki market kapitalisasi US$3-5 miliar dan sudah banyak contoh perusahaan AS yang melakukannya. Di Indonesia sendiri, dia mengatakan belum ada aturan mengenai SPAC.

Di Amerika Serikat sendiri, SPAC berfokus pada perusahaan teknologi dan menjadi lembar jalanan baru. Dia menambahkan jika di Indonesia ada perusahaan besar masuk bisa menjadi IPO terbesar dalam satu dekade.

"Asumsi lah mereka listing 10 persen dari sisi saham, karena itu minimumnya. Itu saja dari sisi IPO mungkin jadi IPO terbesar dekade ini," kata dia.

Pandu bersama teman-temannya juga mendirikan Cova Acquisition yang merupakan perusahan SPAC. Terdapat rumor jika perusahaan itu segera merger dengan salah satu unicorn Indonesia.

Saat ditanya soal itu, dia enggan berkomentar banyak. Namun menurutnya memang Cova Acquisition sedang mencari perusahaan di Asia Tenggara untuk masuk dalam perusahaannya. Soal perusahaan apa yang dicari, dia hanya mengatakan mencari perusahaan teknologi yang cukup besar.

"Mencari perusahaan teknologi yang cukup besar dan high growth companies yang mempunyai pertumbuhan yang cukup pesat, itu mungkin yang akan kami targetkan," kata dia.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raksasa Teknologi Ramai-Ramai Incar Startup Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular