Cara Ini Dulu Diejek Silicon Valley, Kini Dipakai Startup IPO

Tech - Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
15 February 2021 07:31
foto : Freepik Foto: Freepik

Jakarta, CNBC Indonesia - Special Purpose Aquisition Company atau perusahaan cek kosong (SPAC) sekarang jadi banyak pilihan startup untuk menghimpun dana investor dari pasar modal lewat initial public offering (IPO). Namun siapa sangka dulunya cara ini diejek Silicon Valley.

Menurut Roger Lee dari Battery Ventures, dulu SPAC hanya empat huruf buruk di Silicon Valley. Saat ini, pendiri Lux Capital, Peter Hebert menyebut perusahaan cek kosong tersebut sebagai pencuri kalender IPO 2021.

"Kami mendorong perusahaan kelas atas untuk mempertimbangkan ini dengan serius," kata Hebert dikutip CNBC Internasional, Senin (15/2/2021).

Menurut catatan SPACInsider, perusahaan cek kosong ini telah berhasil menghimpun dana US$44 miliar atau setara Rp 616 triliun melalui 144 kesepakatan. Separuh diperoleh tahun 2020, yang menjadi rekor tersendiri.

SPAC berisi sekelompok investor untuk mengumpulkan dana untuk perusahaan cangkang (shell company) yang tidak memiliki bisnis yang jelas. Perusahaan cek kosong ini kemudian IPO biasa mematok harga US$10 per lembar saham dan kemudian mulai mencari perusahaan untuk diakuisisi.

Saat sudah dapat apa yang diincar dan mencapai kesepakatan, SPAC dan perusahaan menarik investor lain yang dikenal sebagai PIPE atau investasi swasta dalam ekuitas publik. Uang dari PIPE nantinya masuk ke neraca perusahaan untuk ditukar dengan saham perusahaan.

Sementara itu investor SPAC akan mendapatkan saham dari perusahaan yang diakuisisi, lalu menjadi entitas yang diperdagangkan secara publik atau disebut de-SPAC.

Keunggulan model ini adalah SPAC memungkinkan perusahaan untuk memberikan proyeksi masa depan, hal yang tidak dilakukan perusahaan dalam prospektus IPO karena risiko liability.

"Saya menyebut IPO sebagai memandang ke belakang. Karena SPAC secara teknis merupakan merger, Anda memberitahu investor akan seperti apa perusahaan merger dan proyeksi ke depannya," ungkap Batsy Cohen. Dia diketahui memimpin SPAC yang mengakuisisi asuransi mobil Metromile.

Meski begitu para skekptis Wall Street mengingatkan SPAC dengan gelembung dot-com (perusahaan internet) pada akhir 1990-an. Pada saat itu banyak perusahaan startup dengan mudah masuk ke pasar modal untuk menarik dana dari investor melalui IPO.

Tinggi adopsi komputer kala itu membuat banyak investor dengan mudah berinvestasi di perusahaan internet. Bahkan banyak yang menjadikan saham perusahaan internet sebagai tempat berspekulasi.

Alhasil, valuasi perusahaan internet di pasar modal tumbuh lebih besar ketimbang harga sebenarnya. Masalahnya banyak startup perusahaan yang belum jelas model bisnisnya bangkrut. Bahkan ada startup yang bangkrut 9 bulan setelah IPO. Investor pun merugi. Lebih dari separuh perusahaan internet yang IPO bangkrut selama era gelembung dot-com.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Ramai Soal Perusahaan Cek Kosong, Apa Sih itu?


(roy/roy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading