Internasional

Macron Warning Vaksin China, Ada Risiko ke Kesehatan?

Tech - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 February 2021 07:16
France's President Emmanuel Macron delivers a speech during a Citizens' Convention on Climate, in Paris, Monday, Dec. 14. (AP Photo/Thibault Camus, Pool) Foto: AP/Thibault Camus

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan soal vaksin China. Ia menyebut kurangnya informasi soal vaksin virus corona (Covid-19) dari negeri Tirai Bambu bisa jadi masalah.

Dalam dialog bersama dengan lembaga Antlantic Council, ia memperingatkan bahwa kemanjuran sejumlah vaksin, ia menyebut Sinopharm dan Sinovac, tidak diketahui. Karena sama sekali tak ada informasi detil tentang percobaan yang dibagikan.

"Artinya dalam jangka menengah-panjang hampir bisa dipastikan jika vaksin ini tidak tepat, akan memudahkan munculnya varian baru, yang sama sekali tidak akan memperbaiki keadaan negara-negara tersebut, "ujarnya sebagaimana ditulis AFP, Kamis (4/2/2021).

Pernyataan Macron ini menyusul setelah sehari sebelumnya, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mendesak China dan Rusia untuk menunjukkan semua data kajian vaksin mereka. Apalagi, jika kedua negara itu ingin vaksinnya disetujui di Uni Eropa (UE).

Jumat lalu, Macron juga meragukan vaksin yang diproduksi Inggris-Swedia, AstraZeneca. Ia meragukan vaksin efektif untuk usia 65 tahun ke atas, meski regulator Eropa menyetujui penggunaannya untuk dewasa dari segala usia.

Prancis sendiri mengalami kekecewaan dengan vaksin Sanofi-GalxoSminthKline (GSK) asal Inggris dan pusar penelitian terkemuka mereka, Institut Pasteur. Ada kemunduran dalam upaya mengembangkan vaksin, setelah laporan kemanjuran rendah pada kelompok tua.

'Pemburuan' vaksin Covid-19 telah membuat banyak negara bersaing untuk merancang dan mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia. Pengamat menilai ini juga jadi cara meningkatkan pengaruh politik, ekonomi serta prestise.

Di Eropa, vaksin China Sinopharm misalnya, akan digunakan di Hongaria dan Serbia. Vaksin China sebelumnya juga dipakai sejumlah negara mulai dari Turki, Pakistan, Uni Emirat Arab, negara Afrika Barat termasuk RI.

Sebelumnya pada Desember, Sinopharm mengatakan tingkat kemanjuran vaksin buatannya mencapai 79,34%. Namun ini lebih rendah dari uji coba di UEA, yang diumumkan sebelumnya 86%.

Sementara Sinovac, dalam uji tingkat awal di Turki menunjukkan kemanjuran 91.25%. Di RI kemanjurannya 65,3% dan Brasil kemanjurannya 50,4%.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Terungkap! China Ternyata Sudah Vaksin Massal Sejak Juli


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading